Apakah Tuhan dan Setan tidak ada bedanya, selain mengklaim siapa yang akan mengikuti perintah mereka, maka, pengikutnya akan diberi hadiah, Tuhan akan memberikan hadiah berupa 'Surga' yang akan menyejukkan jiwa, dan Setan juga akan memberikan hadiah berupa 'Kenikmatan' yang akan menenangkan pikiran. Aku jadi berpikir, "Tak bisakah, sekali-kali Tuhan dan apa yang disebut mereka "Setan" bekerjasama? Iya, misalnya, Mereka berdua berada di dalam satu meja, mereka duduk bersama (berdampingan), memakan dan meminum bersama sambil bercerita, bersenda-gurau, menikmati pemandangan (sore, malam, pagi, siang hari), mendaki gunung bersama, mendengarkan & menonton konser musik, menolong para anjing yang terlantar di jalanan yang kadang sehari bisa makan sekali, bahkan baru tiga hari bisa mendapatkan makanan, yang kedinginan karena tak ada rumah yang mau menerimanya. Maksudku, kenapa Tuhan dan Setan tidak bisa bersatu, seperti halnya Korea Utara dan Korea Selatan? Korea Utara dipimpin oleh Kim Jong-un, sedangkan Korea Selatan oleh Yoon Suk-yeol. Korea Utara yang menjatidirikan sebagai negara Kediktatoran Totaliter, juga negara kuat dalam militernya, sedangkan Korea Selatan mengidentifikasi dirinya sebagai negara yang getol dalam urusan mencetak musik, drama, ekspor-impor, gaya, sains, teknologi, transportasi. Apakah Tuhan dan Setan memang sedang berkampanye?
#bukanpriapemuasnafsu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H