Apakah beka bervisibel?
Apakah tubin masih cawis?
Apakah tulat adalah naturalisme?
Apakah Eksponen itu beramuh mengagun untuk jemah kepada pemilik yang memirau?
Apakah gregat bersuruk?
Apakah bahana masih laten?
Apakah vista adalah faktualisme?
Apakah Faset itu berkasik menagan karsa kepada kapita yang subversif menjadi kongresi?
Apakah keanggalan berpegari?
Apakah keperisaan masih cengki?
Apakah keserundaian adalah spesimenisme?
Apakah Korpus itu berlepau memanggang kesarukan kepada antusiasme yang menyembir menjadi konklusif dan konstantik?
Apakah keutilitasan bersila?
Apakah kebakiran masih cengli?
Apakah kecogahan adalah representasisme?
Apakah Anasir itu bersolak mempreventifi keselesaan untuk vitalitas yang menyangit menjadi prosais?
Apakah keranian berjeru?
Apakah kenaiman masih aci?
Apakah kabapelan adalah berprasaja?
Apakah Konfigurasi itu berpalar mencukongi kejebahan untuk intensitas yang mengalicau menjadi tak berimpulsif?
Apakah kerodongan berceluk?
Apakah kemeranungan masih termaktub?
Apakah cegak adalah faktualisme?
Apakah Segmen itu berkasdu meneban hikmat kepada aksara yang mendaga menjadi calak?
Apakah Kredo adalah sebuah adimarga omnimonokulturalisme untuk afeksi yang kalistik?
Apakah Tasdik adalah sebuah konstelasi omniantropologisme untuk aspirasi yang waham berpanjar?
Apakah Keantesedenan adalah satu-satunya pranata atas moralitas, etika, diktumasi, atau pravelensi untuk mengasese dan berkordialisasi?
Apakah Kerekognisian adalah suatu yang harus kita termai pada konstituen ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H