Misalnya melihat perilaku korupsi yang mewabah dan canggih, generasi pembelajar pantang mewarisi perilaku kotor tersebut. Melihat orang lain yang suka mendapatkan hasil dengan tidak jujur (mencontek), generasi pembelajar akan menolaknya dengan belajar tekun. Melihat keadaan lingkungan yang masih dipenuhi sampah berserakan, generasi pembelajar tidak akan menambah kerusakan lingkungan dengan menempatkan sampah pada tempat yang tersedia (kepedulian sosial). Sosok pembelajar akan semakin jelas, tegas menampilkan karakter positif dalam menghadapi realitas keterpurukan.
Merdeka Belajar dan Guru Penggerak
Karakter generasi merdeka belajar sebenarnya dapat terbentuk karena peran guru pembelajar. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (2014-2016), definisi Guru pembelajar adalah guru yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan di manapun. Guru terus belajar dan mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah, tapi memang sejatinya setiap pendidik atau guru adalah pembelajar. Hanya dari guru yang terus belajar dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya.
Di era kini, Menteri milenial Nadiem Makarim popular dengan slogan “Merdeka Belajar dan Guru Penggerak”. Guru penggerak adalah pribadi yang senantiasa terus belajar selama dia mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Pribadi yang memiliki antusiasiasme dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran bersama. Menjadi guru penggerak berarti guru yang selalu hadir menggerakan perubahan bersama peserta didiknya. Penggerak yang hadir memberi pesan harapan, perubahan dan kemerdekaan bagi peserta didik. Guru penggerak membangun ketangguhan, optimisme, dan keceriaan dalam pembelajaran bersama generasi pembelajar zaman kini.
Ada beberapa alasan seorang guru penggerak harus terus belajar dan menciptakan ruang merdeka belajar. Pertama, Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas. Kedua, Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menuntut guru untuk harus belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang berlaku saat ini. Dalam kondisi ini, seorang guru dituntut untuk bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang baru. Ketiga, Karakter peserta didik senantiasa berbeda dari generasi ke generasi menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru. Metode pembelajaran yang digunakan pada generasi terdahulu akan sulit diterapkan pada peserta didik generasi kini.
Andreas Harefa menegaskan bahwa setiap generasi mestinya memiliki dalam dirinya kemampuan untuk pertama-tama menjadi pembelajar sepanjang hidup, pemimpin untuk dirinya sendiri, dan mampu mewariskan kepada orang lain. Guru penggerak harus terus belajar, beradaptasi dengan perubahan, kreatif dan inovatif dalam menciptakan ruang merdeka belajar yang semakin baik. Guru penggerak berperan dalam kaderisasi generasi muda yang berkarakter, up to date, relevan dan berbeda. Generasi muda yang beriman, berilmu dan bersaudara adalah kekhasan, keunggulan yang kiranya tetap menginspirasi perjuangan pendidikan kita. Profil pelajar Pancasila kiranya menjadi penanda kekhasan kearifan lokalitas negeri yang tidak tergerus arus globalitas pendidikan masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H