Argentina telah memastikan satu tempat di final Piala Dunia Qatar 2022 menjadi miliknya setelah sukses menggulung Kroasia 3-0. Satu tempat lagi diperebutkan Prancis dan Maroko yang akan tampil dinihari nanti di Al Bayt Stadium. Terpantau di dunia nyata maupun dunia maya, para pendukung garis keras Argentina sendiri nampak sangat bernafsu mendukung Maroko.Â
Mereka percaya Maroko akan terus membuat kejutan demi kejutan. Hal ini kelihatan dari postingan dan komentar di berbagai platform medsos, juga debat dan teriakan disertai urat leher yang tegang.Â
Saking bersikerasnya mereka, daripada meladeni perdebatan tak logis, lebih bijak kita menjauh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bagi mereka, kemenangan Maroko atas Prancis adalah suatu keniscayaan.
Ada dua hal mendasar kenapa mereka bersikap begitu. Pertama, mereka takut pada ketangguhan Prancis. Membayangkan Tim Tango berhadapan dengan Les Bleus di final nanti merupakan mimpi buruk buat mereka.
Bagaimana tidak? Prancis sejauh ini merupakan tim yang amat konsisten menyerang. Tak seperti lawan-lawan Argentina sebelumnya (kecuali Belanda) yang memilih bertahan lalu sesekali melancarkan serangan balik, tidak demikian dengan Prancis. Kita lihat, dengan metode bertahan saja mereka mampu membuat gol ke gawang Emiliano Martinez, apalagi dengan tim dengan gaya menyerang sekaliber Prancis?
Tengok laga lawan Belanda. Belanda menunjukkan bahwa dengan tak henti menyerang, gawang Argentina sanggup dibobol meski sebelumnya telah unggul 2 gol. Hanya karena penalti sajalah makanya Belanda tersingkir. Di babak ini, faktor luck amat sangat berpengaruh. Dan kita semua telah melihat sendiri betapa Argentina dinaungi dewi fortuna.
***
Hal kedua adalah, imajinasi mereka terlalu tinggi. Dengan memberi dukungan masif kepada Maroko, sesungguhnya mereka menganggap Maroko lawan yang mudah di hadapan Messi cs.Â
Jika kita bandingkan kekuatan lini per lini antara Maroko dan Prancis, jelas ada perbedaan signifikan dan para pendukung Argentina tahu benar hal ini. Hal normal jika mereka memilih lawan yang dianggap lebih mudah dibanding Prancis.
Nah, apalagi yang bisa dikatakan jika dengan kualitas pemain yang berbeda namun berharap Maroko menang selain mimpi yang ketinggian? Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya mengajak kita sekalian yang masih berpikir waras, mari kita bergandeng tangan, bantu mereka, bangunkan mereka dari mimpi indah mereka.Â
Dengan kekuatan yang jomplang, mengharap Maroko melibas Prancis itu ibarat mengharap Persetan Tangerang menaklukkan AC Milan. Tak masuk di akal, bukan? Dengan lawan demikian, dukun paling sakti pun menolak membantu dengan jampi-jampi sekalipun dibayar selangit.