Mohon tunggu...
Nor Asiah
Nor Asiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Deep Learning di Ra Ulumul Qur'an Al Madani : Menghadirkan Pembelajaran yang Bermakna bagi Anak Usia Dini

1 Februari 2025   21:39 Diperbarui: 1 Februari 2025   21:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak belajar lebih dari sekadar teori. Mereka merasakan dan menghidupkan pembelajaran melalui pengalaman nyata.(Dokpri) 

Mengajar anak usia dini adalah salah satu pengalaman paling menantang namun penuh makna. Setiap pagi, saya disambut oleh wajah-wajah ceria yang penuh rasa ingin tahu. Siswa-siswa kecil di RA Ulumul Qur'an Al-Madani selalu siap belajar, meskipun dunia mereka masih penuh dengan permainan dan imajinasi. Sebagai seorang guru, saya menyadari bahwa tugas saya tidak hanya memberikan materi, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang benar-benar membekas dan bermakna.

Dalam perjalanan saya, konsep deep learning memberikan inspirasi besar. Ini bukan sekadar strategi mengajar yang berpusat pada siswa, tetapi tentang membangun ekosistem belajar yang positif, relevan, dan transformatif. Dengan menerapkan empat pilar deep learning, yaitu Pendidikan yang Berorientasi Tujuan, Lingkungan Belajar yang Dikuatkan, Hubungan dan Kemitraan yang Bermakna, serta Praktik Pengajaran Berbasis Kompetensi, saya belajar bagaimana membuat pembelajaran lebih bermakna bagi anak-anak.

1. Pendidikan yang Berorientasi Tujuan
Saya percaya bahwa pembelajaran yang baik adalah yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata siswa. Oleh karena itu, saya selalu berusaha menghubungkan setiap tema pembelajaran dengan hal-hal yang dekat dengan kehidupan mereka.

Suatu kali, kami membahas tema "Lingkungan." Alih-alih hanya mengajarkan nama-nama tanaman dan manfaatnya, saya mengajak anak-anak ke halaman sekolah untuk menanam bunga bersama. Mereka belajar bagaimana menggali tanah, menanam bibit, dan menyiram bunga secara rutin. Ketika bunga mulai tumbuh, wajah mereka bersinar penuh kebanggaan. Saat itu, saya tahu bahwa mereka telah memahami pentingnya menjaga lingkungan, bukan hanya dari teori, tetapi melalui pengalaman nyata.

Saya juga selalu memastikan bahwa siswa memahami "mengapa" mereka belajar. Dengan bahasa yang sederhana, saya menjelaskan bahwa belajar warna bukan hanya untuk sekolah, tetapi berguna saat memilih pakaian atau membuat karya seni yang indah. Dengan memahami tujuan pembelajaran, siswa menjadi lebih antusias dan terlibat.

2. Lingkungan Belajar yang Dikuatkan
Lingkungan belajar yang aman dan inklusif adalah kunci sukses pembelajaran. Saya selalu berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung eksplorasi siswa.

Di kelas saya, tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saya selalu memberikan apresiasi kepada setiap usaha siswa, sekecil apa pun itu. Pernah suatu hari, seorang siswa yang biasanya pemalu tiba-tiba memberanikan diri untuk bercerita tentang pengalaman liburannya di depan teman-temannya. Semua anak mendengarkan dengan antusias. Momen itu menjadi salah satu pencapaian berharga bagi saya sebagai guru.

Saya juga mendorong keberanian siswa untuk bertanya dan bereksplorasi. Melalui permainan kreatif, mereka belajar tanpa merasa tertekan. Saya percaya bahwa lingkungan yang aman akan mendorong mereka untuk tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan berani mengambil risiko.

3. Hubungan dan Kemitraan yang Bermakna
Saya menyadari bahwa pendidikan anak usia dini tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan orang tua dan komunitas. Oleh karena itu, saya selalu berusaha melibatkan mereka dalam proses pembelajaran.

Di RA Ulumul Qur'an Al-Madani, kami sering mengundang orang tua untuk berbagi keterampilan atau pengalaman di kelas. Saya ingat suatu hari, seorang ayah yang bekerja sebagai petani datang dan mengajarkan anak-anak cara menanam sayuran. Anak-anak sangat antusias dan langsung ingin mencoba menanam di rumah masing-masing. Keterlibatan seperti ini tidak hanya memperkaya pembelajaran, tetapi juga memperkuat hubungan antara sekolah dan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun