Mohon tunggu...
Nora Harsono
Nora Harsono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Seseorang yang hobi membaca, menonton, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus DBD Meningkat, Mahasiswa KKN NR 8 UNTAG Surabaya Adakan Penyuluhan Pencegahan DBD di Desa Kedungpeluk, Sidoarjo

5 Juni 2024   13:57 Diperbarui: 10 Juni 2024   13:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan pencegahan DBD oleh narasumber (Sumber: dok. pribadi)

Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo (01/06/2024) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) NR (Non Reguler) 8 Sub Kelompok 5 Untag Surabaya 2024 melakukan penyuluhan pencegahan DBD (demam berdarah dengue) kepada warga Desa Kedungpeluk. Kegiatan ini merupakan program kerja kelompok kecil KKN yang pelaksanaannya menghadirkan narasumber dr. Ketut Wahyu Farmadewi.

Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk. Virus dengue menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam berdarah dengue dikatakan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi serius seperti perdarahan dan syok. Hal ini dapat menyebabkan penderitanya sampai meninggal dunia. Kasus DBD di Desa Kedungpeluk yang meningkat membuat kami tergerak untuk melakukan upaya pencegahan. Untuk upaya pencegahan memang dapat dilakukan fogging, namun fogging memiliki kelemahan yaitu hanya dapat membasmi nyamuk dewasa sedangkan jentik-jentik nyamuk tidak ikut terbasmi. Sehingga salah satu upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan DBD dengan sadar dan menjaga kebersihan lingkungan.

Kegiatan penyuluhan pencegahan DBD ini dilakukan di Balai Desa Kedungpeluk. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (01/06/2024) pukul 09.30 waktu setempat. dr. Ketut Wahyu Farmadewi, selaku narasumber juga menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah DBD. Setelah pemaparan materi, mahasiswa KKN juga membagikan bubuk abate yang dapat membasmi jentik-jentik nyamuk untuk ditaburkan di tempat penampungan air di rumah masing-masing warga.

Selain dengan kegiatan penyuluhan dan pembagian bubuk abate ke masyarakat, mahasiswa KKN juga membuat poster mengenai DBD dan pencegahannya dengan metode 3M Plus. Poster tersebut ditempelkan di balai desa Kedungpeluk yang merupakan tempat perkumpulan warga. Sehingga informasi tentang pencegahan DBD dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.

Dengan diadakannya kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap dapat meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dalam rangka pencegahan DBD. Dengan kegiatan ini juga, masyarakat desa diharapkan dapat menerapkan 3M Plus, yaitu dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air. Lalu untuk poin ‘Plus’ masyarakat dapat mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, menghentikan kebiasaan menggantung pakaian, memakai repelan nyamuk. Upaya–upaya tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun