Mohon tunggu...
Ara
Ara Mohon Tunggu... Buruh - Pengembara

Belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Itu Absurd

14 Februari 2022   11:35 Diperbarui: 14 Februari 2022   11:41 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip pendapat dari para mubaligh yang sering mengatakan, "Sebagai seorang manusia seharusnya lebih banyak bersyukur dan bersabar. Bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar ketika mendapatkan ujian." Kedua hal tersebut ternyata mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan jika manusia dapat melakukannya. Manusia mempunyai banyak rencana dan keinginan tetapi tidak sesuai dengan ekspetasi. Memang terkadang manusia terlalu banyak rencana dan proses pencapaiannya tidak dilakukan dengan maksimal, sehingga tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Keadaan ini sering membuat manusia merasa jatuh dan ada sebagian yang menyalahkan takdir.

Lalu bagaimana jika ada seseorang bertanya tentang hakikat alur kehidupan di dunia akan berakhir seperti apa. Apakah kehidupan ini hanya berbicara tentang kelahiran manusia, lalu tumbuh dewasa, menikah kemudian mempunyai keturunan dan begitu seterusnya akan terulang kembali?

Setelah dipikir panjang memang kehidupan manusia itu absurd, tidak jelas. Perputarannya tidak sesuai dengan ekspektasi manusia tentang kesuksesan. Seseorang tidak akan dapat menentukan kesuksesan bagi dirinya sendiri sebelum ia mengetahui cara menuju kesuksesan tersebut. Kesuksesan yang dimaksud manusia pada umumnya adalah kesuksesan yang membawa pada kebahagiaan. Namun kebahagiaan tidak dapat diukur dengan standart manusia karena manusia mempunyai nafsu yang ingin terpenuhi. Hal inilah yang menyebabkan hidupnya manusia itu terasa absurd. Manusia mencoba mencocokkan semua teori dengan fakta yang terjadi dalam hidupnya dan ditemukan bahwa teori dan fakta ternyata tidak sesuai.

Cirinya kehidupan di alam semesta ialah bersifat absurditas, tidak jelas. Manusia merupakan bagian dari alam semesta yang digerakkan, sehingga dirinya tidak dapat menentukan kehidupannya dengan jelas. Sebagai makhluk yang hanya dapat menerima takdir kehidupan, maka seharusnya menyadari bahwa tak ada yang absolut kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi manusia masih dapat berusaha dan berdoa untuk menggapai apa yang diinginkan dan tetap menjadikan tujuan akhir pencapain ialah Tuhan. Sehingga absurditas sudah tidak dirasa.

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mencapai kebahagiaan yang absolut di dunia. Mungkin sudah pernah mendengar banyak sekali para penceramah mengatakan bahwa kunci dari hidup bahagia adalah ketika diri sendiri merasakan bahagia, tentunya dengan rasa syukur. Bahagia itu adalah ketenangan yang dirasakan seseorang dari hasil kesyukurannya atas apa yang terjadi dalam hidup. Sebagai manusia hanya berpegang teguh pada prinsip menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, in sya Allah kebahagian mendekat dan absurditas menjauh dari pikiran.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun