Mohon tunggu...
Nora Dilla
Nora Dilla Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Nilai Moral dan Agama Anak Usia Dini

6 April 2024   15:48 Diperbarui: 6 April 2024   15:53 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan Nilai Moral Dan Agama Anak Usia Dini

     Perkembangan moral dan agama pada anak usia dini adalah proses pengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, penilaian ini lebih menekankan untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian perkembangan anak yang mencakup nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional sesuai dengan standar nasional PAUD.
     Keterampilan perkembangan nilai moral dan agama melibatkan pemahaman, refleksi, dan penerapan prinsip-prinsip moral dan agama dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan kemampuan untuk memahami nilai-nilai etika, empati, kejujuran, serta keberanian untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Perkembangan ini juga memerlukan refleksi diri, diskusi, dan pengalaman yang mendalam, dalam memahami dan menginternalisasi ajaran agama serta prinsip-prinsip moral yang dianut.
     Nilai-nilai moral merujuk pada prinsip-prinsip etika dan budi pekerti yang membentuk perilaku dan karakter individu. Sedangkan agama melibatkan keimanan dan aspek rohani serta iman kepada tuhan. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini nilai-nilai yang keagamaan dan rasa keagamaan, mulai muncul dan tumbuh. Orang tua dan guru memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak, sehingga mereka menjadi individu yang beriman, peduli, terhadap peraturan agama yang dianjurkan.
     Mendidik anak pada masa inipun tidaklah mudah, ibarat memasuki hutan belantara, mendidik anak pada masa itu sama dengan "babat alas" artinya, seseorang harus mulai dari nol dan penuh perjuangan, kesabaran dan ketelatenan agar pendidikan yang ditanamkan dan dikembangkan pada diri anak dapat berhasil membentuk karakternya. Pengembangan nilai-nilai moral dan agama anak dapat dikembangkan melalui metode sebagai berikut :
1. metode bercerita
metode bercerita dapat dijadikan metode untuk menyampaikan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita atau dongeng dapat ditanamkan sebagai macam nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya. Ketika bercerita seorang guru juga dapat menggunakan alat peraga untuk mengatasi keterbatasan anak yang belum mampu berpikir secara abstrak (Zainab, 2012)
2. metode bernyanyi
metode bernyanyi adalah suatu pendekatan pembelajaran secara nyata yang mampu membuat anak senang dan bergembira. Anak diarahkan pada situasi dan kondisi psikis untuk membangun coba yang bahagia, senang menikmati keindahan, mengembangkan rasa melalui ungkapan kata dan nada. Pesan pesan pendidikan berupa nilai dan moral yang dikenalkan kepada anak tentunya tidak mudah untuk diterima dan dipahami secara baik. Anak tidak dapat disamakan dengan orang dewasa (sabiati amin 2016).
3. metode bersyair
pendekatan pembelajaran melalui kegiatan membaca sajak merupakan salah satu kegiatan yang akan menimbulkan rasa senang, gembira, dan bahagia pada diri anak. secara psikologis anak taman kanak-kanak sangat harus dengan dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba segala sesuatu, dan ingin melakukan sesuatu yang belum pernah dialami atau dilakukannya. Melalui metode saja guru bisa menanamkan nilai nilai moral kepada anak. Sajak merupakan metode yang juga dapat membuat anak merasa senang, gembira dan bahagia.
4. Metode karyawsata
metode ini bertujuan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak. Taman Anak anak yang sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan berkarya wisata ini perlu dihubungkan dengan tema tema yang sesuai dengan pengembangan aspek perkembangan anak taman kanakkanak. Tema yang sesuai seperti: binatang, pekerjaan, kehidupan kota atau desa, pesisir, dan pegunungan
5. metode pembiasaan
Metode pembiasaan terkait dengan penanaman moral, lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan pembiasaan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Ini dapat dilihat misalnya, pada berdoa sebelum dan sesudah belajar, berdoa sebelum makan dan minum, mengucap salam kepada guru dan teman, merapikan mainan setelah belajar, berbaris sebelum masuk kelas dan sebagainya.
6. Metode bermain
metode bermain ternyata banyak sekali terkandung nilai moral, di antaranya mau mengalah, kerja sama, tolong menolong, budaya antri dan menghormati teman, nilai moral mau mengalah terjadi manakala siswa mau mengalah terhadap teman lainnya yang lebih membutuhkan untuk satu jenis mainan. Pengertian dan pemahaman terhadap nilai moral mau menerima kekalahan atau mengalah adalah salah satu hal yang harus ditanam sejak dini.
7. metode outbound
metode outbound merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan anak untuk bersatu dengan alam. Melalui kegiatan outbound siswa akan dengan leluasa menikmati segala bentuk tanaman, hewan, dan makhluk ciptaan Allah yang lain. Cara ini dilakukan agar anak tidak hanya memahami apa yang diceritakan atau dituturkan oleh guru atau pendidik di dalam kelas. Melainkan mereka diajak langsung melihat atau memperhatikan sesuatu yang sebelumnya pernah diceritakan di dalam kelas, sehingga apa yang terjadi di kelas akan ada sinkronisasi dengan apa yang tampak di lapangan atau alam terbuka.
8. Metode bermain peran
metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menanamkan nilai nilai moral kepada anak TK. Dengan bermain peran anak akan mempunyai kesadaran merasakan jika dia menjadi seseorang yang dia perankan dalam kegiatan bermain peran.
9. metode diskusi metode ini adalah metode untuk mendiskusikan tentang sesuatu peristiwa. Biasanya dilakukan dengan cara siswa diminta untuk memperhatikan sebuah tayangan dari CD, kemudian setelah selesai siswa diajak berdiskusi tentang tayangan tersebut. Isi diskusinya antara lain mengapa hal tersebut dilakukan, mengapa anak itu dikatakan baik, mengapa harus menyayangi dan sebagainya.
10. Metode keteladanan
menurut Cheppy Cahyono, guru moral ideal adalah yang dapat menempatkan dirinya sebagai fasilitator, pemimpin, orang tua dan bahkan tempat menyadarkan kepercayaan, serta membantu orang lain dalam melakukan refleksi.
     Kesimpulan umum bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan yang terjadi sepanjang hidup manusia. Sedangkan moral berasal dari kata latin mores berarti tata cara, kebiasaan, adat istiadat cara tingkah laku dan kelakuan. Moral dapat diartikan sebagai nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Bagaimana pendapat Atkinson yang dikutip oleh (Sjarkawi, 2006:28) berpendapat bahwa, moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan, selain itu juga moral merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Jadi, Keterampilan perkembangan nilai moral dan agama pada anak usia dini sangat penting untuk dibangun. Ini melibatkan pengenalan konsep-konsep moral dasar seperti empati, kesabaran, dan penghargaan terhadap nilai-nilai agama yang ditanamkan oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya. Proses ini membutuhkan pendekatan yang bersifat mendalam, konsisten, dan memberikan contoh yang baik bagi anak-anak untuk meniru.

https://core.ac.uk/download/pdf/290030724.pdf
https://osf.io/preprints/osf/dbnya
file:///C:/Users/Adnin/Downloads/1.%20Wardah%20Anggraini%20Konsep%20Paper-2%20(2).pdf
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=vRoMEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=kesimpulan+tentang+perkembangan+nilai+moral+dan+agama&ots=yUtyNNSj3m&sig=3xSJkU96ZkbOLE7h8_S1Cvw6ldg&redir_esc=y#v=onepage&q=kesimpulan%20tentang%20perkembangan%20nilai%20moral%20dan%20agama&f=false

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun