Mohon tunggu...
Nora Dilla
Nora Dilla Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Partisipasi Orang Tua dalam Perkembangan Psikososial Anak Usia Dini

27 Desember 2022   11:03 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:09 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Nora Ardilla

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, anak usia dini merupakan individu penduduk yang berusia antara 0-6 tahun.[1] Di dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada ayat 1 disebutkan bahwa "Yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Seorang pengarang buku tentang anak usia dini yaitu Muhammad Fadillah mengemukakan bahwa, "Anak usia dini ialah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik". Selanjutnya, Hurlock (1999) seorang ahli psikologi mengemukakan bahwa "kategori anak usia dini atau taman kanak-kanak awal adalah prasekolah yang tercakup pada kelompok usia antara 2-6 tahun". Dan saya menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada kelompok usia 0-6 tahun, yang dimana pada masa tersebut merupakan masa usia yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan  bagi seorang anak, sehingga bisa disebut sebagai "Golden Age Period" atau masa keemasan seorang anak karena pada masa ini, sangat mudah untuk diberikan stimulus bagi perkembangan kecerdasannya.

 

Pada dasarnya, perkembangan anak usia dini ditandai dengan terjadinya perkembangan psikososial mereka, yang dimulai dari masa bayi, prasekolah, remaja hingga dewasa. Perkembangan psikososial tersebut membutuhkan rangsangan atau stimulus yang baik agar dapat berkembang secara optimal. Psikososial sendiri merupakan suatu istilah yang berkaitan dengan kesehatan mental (emosiona) dan kondisi sosial, atau di dalam istilah lain psikososial merupakan hal yang berkaitan dengan perkembangan sosial seperti ketika seorang individu merasa takut, marah, senang, ataupun bahagia. Sehingga dapat dinyatakan bahwa perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis yang diantaranya seperti emosi, motivasi, dan perkembangan pribadi lainnya, serta perubahan dalam bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain. Seorang Ahli Psikolog Jerman, yaitu Erik Erikson memiliki pandangan yang sama dengan Islam tentang konsep dasar kepribadian manusia, bahwa kepribadian manusia tidak hanya dipengaruhi oleh keinginan atau dorongan dari individu, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, seperti adat, budaya, dan lingkungan tempat dimana kepribadian individu berkembang dengan menghadapi serangkaian tahapan-tahapan sejak manusia lahir hingga memasuki usia lanjut serta perubahan dan bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. [2]

 

Manusia, dalam proses perkembangannya, terdapat tahapan-tahapan tertentu yang harus dilalui, antara lain: masa pralahir, masa bayi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa tua. Mengapa demikian, karena agar setiap orang dala, menjalani kehidupan benar-benar terbentuk kepribadian yang baik sesuai dengan tuntutan agama dan norma-norma kehidupan bermasyarakat. pada setiap tahapan yang dilaluinya diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna baik bagi dirinya sendiri agama, negara maupun bangsanya.

 

Oleh karena itu, berkenaan dengan hal tersebut, partisipasi dari orang tua terutama ibu sangat dibutuhkan, karena mereka memiliki peran penting dalam perkembangan seorang anak dan sebagai pendidik pertama.[3] Sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang penyair Hafiz Ibrahim dalam pepatah Arab yang berbunyi "Al-Ummu Madrasatul Ula, iza a'dadtaha al-adadta sya'ban thayyibal a'raq", yang berarti "Ibu adalah Madrasah pertama bagi anaknya, apabila engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persipakan bangsa yang baik pokok pangkalnya.[4]

 

Sehingga, dari sinilah kita tahu bahwa partisipasi kedua orang tua sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan psikososial anak. Apalagi, pada masa-masa usia ini, sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua rentan ditiru oleh seorang anak. Partisipasi orangtua dalam perkembangan sosial seorang anak, akan membantu mereka dalam upaya peningkatan kemampuan di berbagai hal termasuk interaksi dan prestasi belajar, untuk menghasilkan suatu karya berdasarkan atas kemampuannya sendiri.[5]  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun