Mohon tunggu...
Nora Desriani Purba siboro
Nora Desriani Purba siboro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hobi: Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Orang Kristen terhadap Transseksual

21 September 2023   22:32 Diperbarui: 21 September 2023   22:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman yang kian canggih ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian rupa sehingga eksperimen-eksperimen medis makin berdampak terhadap keutuhan manusia. Salah satu contohnya adalah penerapan teknologi medis dalam pengubah jenis kelamin, atau yang sering disebut dengan transseksual. Mungkin beberapa orang  menganggap istilah transseksual itu sama dengan istilah transgender, atau mungkin juga beberapa orang masih kurang paham dalam membedakan kedua istilah ini? Istilah transseksual tidak dapat disamakan dengan istilah transgender. Sebutan transgender biasanya digunakan untuk orang-orang yang merasa identitas gendernya berbeda dengan jenis kelamin yang dibawa sejak lahir. Sementara transseksual digunakan untuk mereka yang melakukan usaha perubahan kelamin, baik melalui tindakan operasi atau dengan terapi hormon. Hal tersebut mau tidak mau bersinggungan dan melibatkan pergumulan menyangkut kodrat manusia, secara etis maupun rohani. Dorothy Marx berkata bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu Genetika membuat manusia cenderung melupakan kodratnya sebagai ciptaan, dan makin berani berlaku seolah-olah kedudukan Pencipta telah diserahkan kepadanya.(1)  Meski kekuasaan itu tampak menggoda dan menyenangkan, C. S. Lewis, memberi peringatan kepada kita, "Setiap kuasa baru yang diperoleh manusia---juga merupakan kuasa baru untuk menguasai manusia."(2) Mengenai istilah transseksual itu sendiri, mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengarnya. Itu merupakan bagian dari LGBT, yang merujuk kepada orang-orang yang mengubah jenis kelaminnya---identitas kelamin yang dimiliki sejak lahir---dengan operasi penggantian kelamin. Mereka merasa tidak nyaman terhadap gendernya yang lama atau merasa terjebak pada jenis kelamin yang tidak cocok dengan kepribadian dirinya.

Praktik transseksualitas bukanlah hal yang baru. John Oliver mencetuskan istilah transgender di dalam buku referensi ilmiahnya berjudul Sexual Hygiene and Pathology (1965). Beberapa negara telah melegalkan praktik tersebut, seperti Pakistan (mengejutkan bukan), Selandia Baru, India dan Thailand. Terlepas dari semua itu, sebagai seorang Kristen, bagaimana saya, atau warga gereja pada umumnya, seharusnya bersikap terhadap praktik tersebut? Berhakkah manusia mengubah jenis kelaminnya?

Pada prinsipnya, ukuran nilai atau norma yang digunakan orang Kristen dalam menilai lingkungannya adalah etika Kristen. Itu berarti setiap keputusan atau tindakannya didasarkan pada Alkitab, yaitu sumber norma atau aturan tertinggi dalam kehidupan orang Kristen. Alkitab berkata di dalam Kejadian 1:27 bahwa Allah pada mulanya menciptakan manusia sepasang, yaitu laki-laki dan perempuan. Jadi, pada dasarnya hanya ada 2 gender yang diberitakan dan diakui dalam worldview kristiani. Kitab Imamat memuat larangan ilahi yang keras agar laki-laki tidak bersetubuh dengan laki-laki (Im. 18:22). Dan, di dalam 1 Korintus 6:9 Rasul Paulus menegaskan bahwa orang-orang cabul, penyembah berhala, pezina, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dsb. tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga.

Ayat-ayat tersebut dengan tegas memberitahu kita bahwa praktik seks kaum transgender atau transseksual (termasuk semua praktik LGBT) tidak dapat dibenarkan, karena  tidak sesuai dengan kehendak Allah. Tuhan telah menentukan setiap manusia jenis kelaminnya masing-masing sebagai kodratnya.

Roma 9: 20-21 dikatakan "Siapakah engkau, hai manusia, maka engkau membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, "Mengapa engkau membentuk aku demikian?" Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu bejana untuk tujuan yang mulia dan yang lain untuk tujuan biasa?" rancangan Allah merupakan rancangan yang paling alami dan paling baik bagi manusia. Di luar ini, berarti melanggar kehendak Allah, yang pada dasarnya adalah dosa seperti 1 Yoh. 3:4 mengatakan  "Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah."

Dapat disimpulkan bahwa tindakan transseksual bagi orang Kristen adalah tindakan yang menjijikkan dan  haram hukumnya.  bukan hal yang baik, melainkan merupakan kebahayaan sendiri karena telah menyatakan pemberontakan dan ketidakpuasan terhadap sang pencipta sendiri. Dalam hal ini manusia Kristen tersebut belum seutuhnya diperbaharui cara berfikirnya atau belum menjadi manusia baru di dalam Kristus. Transseksual merupakan perilaku yang muncul akibat dosa.

Catatan kaki.

1. Dorothy I. Marx, Itu'kan Boleh? (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002) hal. 119-120.

2. C. S. Lewis, The Abolition of Man (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2001).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun