Kesehatan berdampak signifikan pada kemajuan sosial dan kesejahteraan manusia. Kurangnya pengendalian diri terhadap pola makan atau gaya hidup sehat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk Obesitas.Â
Obesitas dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, masalah kardiovaskular, gangguan hormonal, masalah pada otot dan tulang, kesulitan bernapas, risiko saat menggunakan anestesi, serta efek psikologis.Â
Penyebab utama obesitas pada remaja seringkali adalah kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi kalori dan camilan secara berlebihan. Biasanya, remaja dengan obesitas cenderung makan dalam porsi besar, terutama makanan yang kaya akan karbohidrat, untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh mereka.Â
Salah satu target global dalam Sustainable Development Goals (SDG) 3.4 adalah mengurangi sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular (PTM) pada tahun 2030, melalui upaya pencegahan dan pengobatan, serta peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan. World Health Assembly telah memperpanjang Rencana Aksi Global WHO hingga 2030 dan menyusun peta jalan 2023-2030 untuk mempercepat pencegahan dan pengendalian PTM.Â
Ada sembilan target global yang ditetapkan, termasuk menurunkan angka kematian, mengurangi konsumsi alkohol, rokok, garam, dan natrium, serta meningkatkan aktivitas fisik, mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Selain itu, tujuan lainnya adalah meningkatkan akses ke obat-obatan, konsultasi medis, serta memperluas ketersediaan teknologi dan obat-obatan dasar.Â
Penyakit tidak menular memiliki mortalitas yang tinggi, 80% kematian terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Perubahan pola penyakit sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi, sosial, dan budaya.Â
Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas adalah tantangan kesehatan masyarakat yang berkembang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dimana masalah ini seringkali berdampingan dengan masalah kekurangan gizi dan kekurangan mikronutrien yang sudah ada sebelumnya, yang disebut sebagai "tiga beban masalah gizi".
 Berdasarkan data Riskesdas, peningkatkan prevalensi pada penduduk berusia >18 tahun dari 15,4% (2013) menjadi 21,8% (2018), sedangkan berdasarkan data SKI prevalensi obesitas juga meningkat menjadi 23,4% pada tahun 2023. Urutan tiga provinsi dengan obesitas tertinggi yaitu DKI Jakarta 31,8%, Papua 31,3%, dan Sulawesi Utara 30,6%.Â
Pada tanggal 9 Oktober 2024 di Kelurahan Menteng Dalam, diadakan kegiatan edukasi mengenai obesitas. Edukasi ini menggunakan media banner untuk menyampaikan informasi kepada peserta posyandu dan para ibu PKK.Â
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman para ibu mengenai obesitas, mulai dari pengertian obesitas, faktor-faktor penyebabnya, hingga dampak negatifnya terhadap kesehatan.Â
Materi edukasi ini juga mencakup langkah-langkah pencegahan obesitas, seperti pentingnya mengatur pola makan sehat, berolahraga secara rutin, dan menjalani gaya hidup seimbang.Â