Mohon tunggu...
Nora aulyashalsabilah
Nora aulyashalsabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pawai Budaya dan Festival Ancak Peringati Sedekah Bumi di Dusun Pateguhan, Pandaan

8 Mei 2020   22:52 Diperbarui: 8 Mei 2020   22:50 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandaan merupakan salah satu kecamatan yang ada di pasuruan. Pandaan juga merupakan tempat yang strategis karena letaknya di tengah-tengah jalur kota Malang-Surabaya. Tak luput dari itu semua, masih ada tradisi yang sangat kental dilakukan oleh beberapa desa di pandaan yaitu biasa di sebut dengan sedekah bumi atau grebek desa. 

Sedekah bumi atau grebek desa merupakan tradisi yang sangat lama di pulau jawa. Tradisi ini turun temurun dari nenek moyang terdahulu yang mana kegiatan ini sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan YME atas segala limpahan rezeki yang telah diturunkan di bumi. Dan juga dipercaya sebagai penolak balak atau menjauhkan dari segala macam musibah.

Di setiap daerah pasti banyak ditemukan kegiatan sedekah bumi, tetapi biasanya adat dan cara nya saja yang berbeda-beda. Ada juga yang menyebutnya bukan sedekah bumi melainkan bersih desa, pada aslinya itu memiliki arti sama saja hanya beda penyebutannya. Seperti halnya di dusun saya, dusun pateguhan. 

Sedekah bumi di dusun saya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Tradisi turun temurun ini tetap di pertahankan dan dilestarikan oleh warga . Seluruh warga mulai dari kalangan anak-anak, pemuda-pemudi pateguhan, hingga orang tua juga ikut berpartisipasi untuk memeriahkan.

Mulai tahun 2017  ada yang sedikit berbeda dari sedekah bumi di tahun sebelum sebelumnya. Para pemuda berinisiatif agar kegiatan sedekah bumi lebih meriah dan dapat menarik minat warga untuk tetap melestarikannya tetapi juga tidak meninggalkan adat sebelumnya. Mereka menggelar pawai budaya dan festival ancak.  Karena di tahun sebelumnya sedekah bumi hanya dilakukan dengan ritual  doa bersama di balai dusun dan berebut isi ancak.

Bertepatan dengan memperingati hari kemerdekaan Indonesia 17 agustus, kegiatan sedekah bumi ini diselenggarakan. Warga dusun dikelompokkan per RT untuk mengikuti perlombaan ancak. Jadi, setiap RT diharapkan untuk membuat satu ancak yang kreatif dan semenarik mungkin. Ancak ini sebuah tempat seperti gerobak yang didalamnya berisi semua hasil bumi seperti makanan, buah buahan, kue , dan tidak lupa nasi tumpeng yang dikumpulkan oleh warga desa. Tidak cukup itu saja, setiap RT juga membuat tema budaya daerah, membuat yel-yel, memakai busana daerah dan juga ada maskotnya.

img-20200508-220420-5eb57c90d541df3a287a9402.jpg
img-20200508-220420-5eb57c90d541df3a287a9402.jpg
Kegiatan sedekah bumi dimulai pukul 10 pagi. Semua warga berkumpul di lapangan dan berbaris sesuai RT masing-masing dengan membawa ancak yang telah dibuat sebagus dan sekreatif mungkin. Dan di depan sendiri terdapat maskot sebagai icon. Setelah semua siap kemudian ancak di gotong bersama atau juga ada yang di angkut dengan mobil pik up. Kemudian di lakukan arak-arakan dengan menyuarakan yel-yel masing-masing RT dan tidak lupa dengan gerakannya juga. Kebanyakan yang mengikuti yel-yel ini ibu-ibu dan anak-anak.

Banyak tema yang digunakan warga dalam festival budaya ini, seperti setan-setanan, berpakaian khas betawi, berpakaian batik, reog , ala-ala pandawa lima, ala-ala mimi peri dan masih banyak lagi. Rute arak-arakan tidak terlalu jauh, hanya memutari desa saja dan berujung di balai dusun. Dan selama perjalanan arak-arakan, ada tim khusus yang bertugas menilai ancak mana yang paling kreatif, kekompakan dalam  yel-yel dan kekompakan dalam berbusana.

Setelah sampai di balai dusun, ancak dikumpulkan menjadi satu di tegah-tengah balai dusun dan semua warga berkumpul. Setelah itu pemenang dari perlombaan karnaval budaya dan ancak diumumkan. Juara 1 memperoleh hadiah uang senilai 500.000, juara 2 memperoleh hadiang uang senilai 300.000 dan juara 3 memperoleh hadiah uang senilai 200.000.

Ritual selanjutnya yaitu doa bersama. Doa ini di pimpin oleh ulama desa. Warga mengikuti dengan sangat hikmat. Setelah doa selesai semua warga sangat gopoh dan antusias karena ini merupakan hal yang paling ditunggu tunggu yaitu berebut isi ancak. Semua warga ikut dalam perubutan isi ancak sampai berdesak-desakan dan tidak sedikit juga yang terjatuh.
Pada malam harinya, di adakan pesta rakyat seperti pertunjukan wayang, dan pengajian. Di kesempatan ini sangat bermanfaat juga untuk warga desa lain dan warga desa pateguhan sendiri karena mereka bisa berjualan berbagai macam makanan dan minuman untuk mengisi perut para pengunjung yang datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun