Mohon tunggu...
Nor Asnira
Nor Asnira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

hai saya Nora. saya saat ini berada pada semester akhir sebagai seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiayah Sidenreng Rappang. Hobi saya menulis dan mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gedung Sate: Gedung Bersejarah Mirip Tusuk Sate

17 Desember 2022   07:52 Diperbarui: 17 Desember 2022   08:04 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Museum Gedung Sate merupakan museum unik yang dibuka oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada 8 Desember 2017. Museum yang berfokus pada teknologi interaktif ini terletak di bagian timur Gedung Sate. Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah dan simbol Jawa Barat yang menjadi salah satu alasan dibangunnya museum ini. Dengan adanya Museum Gedung Sate, diharapkan masyarakat Jawa Barat dapat lebih mengenal masa lalu Gedung Sate, Bandung, dan seluruh provinsi.

Gedung Sate yang merupakan kantor dari Gubernur Jawa Barat ini didirikan pada tanggal 27 Juli 1920 dengan tujuan mendirikan Bandung sebagai pusat pemerintahan Belanda di Indonesia. Gedung ini memiliki ciri khas berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, yang telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat.Gedung Sate disebut sebagai salah satu gedung bersejarah di Kota Bandung karena sudah ada sejak tahun 1920. Nama gedung tersebut awalnya disebut sebagai Gouvernements Bedrijven. Pembangunan Gouvernements Bedrijven diketuai oleh Kolonel Purnawirawan V.L. Slors, dan anggotanya Ir. J. Berger sebagai arsitek. Ide Museum Gedung Sate adalah menggunakan desain arsitektural dan signifikansi sejarah Gedung Sate sebagai subjek utama museum.

Dimulai dengan pengenalan dan bergerak melalui tahapan investigasi dan kontemplasi, konsep museum diimplementasikan. Menyampaikan signifikansi sejarah melalui teknologi digital interaktif. Museum Gedung Sate menganut gagasan "Museum Cerdas", dimana pengunjung diberikan pengalaman baru dengan diberikan informasi melalui teknologi digital. Distribusi informasi grafis didukung oleh berbagai teknologi. Setiap pengunjung dapat ditawarkan kesempatan untuk menggunakan kacamata virtual reality untuk menerima informasi. Selain itu, beberapa teknologi tambahan digunakan untuk mendeskripsikan material konstruksi yang digunakan di Gedung Sate, antara lain pilar, kusen, tangga, desain luar, dan desain interior.

Dokumentasi audio-visual tentang kejadian dan peristiwa sejarah yang dipajang untuk pengunjung dapat ditemukan di museum ini. Museum ini juga menawarkan berbagai layanan teknologi, seperti proyeksi 4D, augmented reality, virtual reality, dan teater. Pengunjung dapat merasakan proses konstruksi Gedung Sate sejak lama dengan melihat demonstrasinya di fasilitas augmented reality ini. Selain itu, terdapat fasilitas proyeksi PD yang menampilkan representasi empat dimensi gedung Gedung Sate beserta detail konstruksi strukturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun