Setelah setahun tidak berbicara, tidak mengobrol, tidak bertemu satu sama lain, kami mulai berbicara. Saya memiliki kehidupan baru dan banyak pilihan dan saya masih memilih untuk berbicara dengannya karena saya mempunyai perasaan tentang itu. Kami berbicara sekitar 2 Â bulan dan secara acak kami membuat kesepakatan bahwa dia datang kepada saya di sensus penduduk (SP 1, Nabire Barat - Papua) di mana saya hanya bersantai di sekolah saya dan di mana saya berada di rumahnya teman saya - ruang kamarnya satu atap dengan sekolah karena kawanku kerja di sekolah.
Setelah 1 tahun, akhirnya aku melihatnya. Dia tiba. Kami duduk di belakang kantin sekolah saat sepi dan pergi ke rumah tadi - rumahnya teman saya.
Matanya itu terlihat, dia bersama saya setelah 1 tahun tidak berbicara, dia adalah mantan saya, cinta pertama saya, pacar pertama saya lagi bersamaku.Â
Saya membeli kue-kue favoritnya dan juga kue-kue kesukaan saya, membeli anggur (bukan air mabuk) dan minuman cokelat yang biasa kami sukai di masa lalu. Dia sangat senang dan terkejut.Â
Kami berbaring dan memalingkan kepala di tempat tidur dan mulai menonton TV. TVnya milik sekolah dan biasanya taru di kantor OSIS, tapi teman saya diambilkan buat saya karena sebelumnya saya sudah memberitahukan dia bahwa saya akan menerima tamu spesial di sini.
Lanjut, saya mulai mendekati lehernya dan aku tidak bisa menahan diri dan aku mulai bersandar di bahunya -- tidak baku berciuman -- bagi saya ini adalah budaya barat.Â
Setelah itu semuanya meletus dan melakukan pelanggaran tanpa di ketahui orang. Saksi mata hanyalah benda-benda sekolah. Perasaan itu begitu baik lagi karena dia begitu istimewa bagi saya dan akan selalu demikian.Â
Akhir pekan itu, kami beberapa kali mulai menonton film tetapi kami tidak bisa saling menolak dan kemudian kembali bercinta beberapa kali lebih banyak selama akhir pekan. Semua ini karena sayang. Barang jalan terus selama sepekan kayak bergerak kesana-kemari saat ular cicak terpotong.Â
Bayangkan, setahun tidak ketemu, dan baku dapat lagi.
Setiap kali kami berdua melakukan aktivitas itu, setiap kali pula saya kembali merasakan perasaan lama padanya karena saya sangat dingin di dalam tubuhku. Saya mengharapkan akhir pekan itu tidak pernah berakhir. Setiap kali saya melihat dia dan saya melihat satu-satunya hal yang saya inginkan dan itu adalah dia. Aku melihat matanya, mata paling indah yang menembus mataku dan menjangkau hatiku.
Dan lagi... pada saat itu saya melihat bahwa dia akan menjadi milik saya dan semua hal di masa depan... apa yang saya inginkan... dan masih berharap di lubuk hatiku...