Hidup selalu penuh pilihan, begitu juga dengan bintang muda Tim Nasional Indonesia U-19, Egy Maulana Vikri. Pemain kelahiran Medan yang belum genap berusia 18 tahun ini sebelumnya memang mengatakan bahwa dirinya belum mau untuk bermain di Liga Indonesia dan akhirnya memilih bergabung dengan klub kasta tertinggi Polandia, Lechia Gdansk setelah sebelumnya sempat dikaitkan dengan AS Saint Ettiene, AS Monaco dan Legia Warszawa. Bergabungnya Egy ke klub Eropa tentunya menjadi sebuah kabar gembira bagi seluruh pecinta sepakbola Indonesia. Keputusan Egy yang memilih merantau ke luar negeri tentunya merupakan keputusan yang tepat di tengah situasi sepakbola Indonesia yang belum sepenuhnya profesional. Lalu apa alasan Egy Maulana Vikri lebih memilih bergabung dengan Lechia Gdansk? Mungkin saja karena alasan-alasan di bawah ini:
1. Kesempatan Bermain dan Batu Loncatan
Banyak pemain muda potensial yang layu sebelum berkembang, kebanyakan dari mereka salah menentukan klub yang akan dibelanya setelah menorehkan prestasi yang gemilang di level junior.  Mereka bergabung dengan klub-klub besar yang memiliki tuntutan untuk selalu bisa memenangkan gelar juara dengan cepat dan instan dalam satu musim kompetisi, sehingga akhirnya pelatih harus berpikir dua kali saat merotasi pemain dan lebih memilih memainkan pemain-pemain yang berpengalaman. Kesempatan bermain yang sedikit akhirnya membuat pemain muda tidak terbina dengan baik dan  layu sebelum mereka merasakan kompetisi yang sesungguhnya.
Hal tersebut nampaknya menjadi fokus dari Egy, walaupun prestasi Timnas Polandia berada dalam kategori lumayan di Eropa maupun dunia, namun liga mereka masih kalah tenar jika bandingkan dengan Liga Top Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Spanyol. Begitupun juga dengan Lechia Gdansk yang bisa dikatakan masuk dalam kategori  klub medioker karena prestasinya yang belum pernah menjadi juara di Liga dan saat ini posisinya hanya berada di peringkat 12 dari 16 klub di Liga Ekstrakala.Â
Status Liga Polandia dan Lechia Gdansk tersebut membuat keputusan Egy untuk bergabung sudah sangat tepat, karena potensi Egy untuk bisa mendapatkan menit bermain lebih besar dibandingkan jika dia bergabung dengan klub-klub Liga Top seperti Spanyol dan Prancis. Sehingga diharapkan nantinya jika Egy bisa terus mendapatkan menit bermain dan mampu mengasah potensinya dia bisa menjadikan Lechia Gdansk sebagai batu loncatan untuk selanjutnya berkarier di Liga Top Eropa.
2. Klub dengan Sejarah Panjang dan Supporter yang Loyal
Salahsatu impian dari semua pemain sepakbola adalah bisa bermain di klub yang mempunyai sejarah panjang dan bisa tampil di hadapan ribuan supporter yang hadir di dalam stadion. Lechia Gdansk memiliki kedua hal tersebut, klub ini berdiri di tahun 1945, yang berati usianya sudah memasuki 73 tahun. Perjalanan 73 tahun tersebut tentunya bukan perjalanan yang singkat, banyak sejarah yang sudah mereka catatkan dalam persepakbolaan Polandia.Â
Dilansir dari panditfootball.co.id, walaupun klub ini memang masih dianggap klub medioker karena belum pernah menjuarai liga domestik, bahkan baru promosi kembali ke  Liga Ekstrakala pada tahun 2008, Lechia Gdansk adalah klub yang pernah menjuarai Polish Cup pada tahun 1983 sehingga menjadi salahsatu perwakilan Polandia di Kualifikasi Piala Winner. Yang lebih hebatnya lagi, Lechia Gdansk mendapatkan gelar tersebut saat mereka masih bermain di Divisi 3 Liga Polandia.
Selain memiliki sejarah panjang, Lechia Gdansk pun mempunyai fasilitas stadion yang luar biasa. Markas mereka, Energa Gdansk Stadium berkapasitas 43.600 penonton dan masuk dalam kategori 4 yang berarti merupakan stadion dengan fasilitas yang super baik. Loyalitas supporter mereka-pun tidak perlu diragukan, dari kapasitas stadion 43.600, Lechia Gdansk mempunyai rataan penonton home sebesar 15.000 penonton/pertandingan.
3. Lechia Gdansk Pernah Memiliki Pemain Asal Asia
Rasa nyaman tentunya menjadi salahsatu faktor dalam menggapai keberhasilan pemain saat bergabung dengan klub barunya. Hal itu-pun yang juga dipikirkan oleh Egy, dia tahu bahwa Lechia Gdansk dahulu pernah memiliki pemain asal Asia bernama Tsubasa Nishi (2014-2016) dan Daisuke Matsui (2013). Walaupun dilansir dari transfermarket.co.uk saat ini Tsubasa dan Matsui sudah pergi dari Lechia Gdansk (saat ini ini Tsubasa bermain di MFK Zemplin Michalovce dan Matsui di Yokohama FC) dan latar belakang mereka yang berasal dari Jepang, setidaknya Lechia Gdansk sudah tahu bagaimana cara memperlakukan pemain asal Asia termasuk Egy nantinya.