Mohon tunggu...
Nopia Fitri Ayu 119
Nopia Fitri Ayu 119 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menonton Anime adalah Hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filsafat Dakwah dan Pendidikan Islam

10 Desember 2024   20:04 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk membentuk generasi yang seimbang secara spiritual, intelektual, dan sosial, kurikulum pendidikan Islam harus menggabungkan filsafat dakwah. Dakwah tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan ajaran agama, tetapi juga membantu menginternalisasi nilai-nilai Islam ke dalam sistem pendidikan. Melalui filsafat dakwah, kurikulum pendidikan Islam dirancang untuk mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum secara imbang, menghindari pemisahan pendidikan, dan menekankan betapa pentingnya keduanya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, dakwah memainkan peran penting secara strategis dalam menciptakan tujuan pendidikan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara duniawi dan spiritual. Selain itu, dakwah memberikan landasan bagi metode pengajaran yang efektif. Dakwah memanfaatkan pendekatan persuasif, dialogis, dan keteladanan untuk menjamin bahwa pembelajaran berlangsung secara menyeluruh, yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Oleh karena itu, dengan memasukkan dakwah ke dalam kurikulum dan metodologi pengajaran, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik tetapi juga menjadi individu yang bermoral, bertanggung jawab sosial, dan mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Saya sangat setuju bahwa dakwah sangat penting untuk menjamin bahwa pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga mengajarkan karakter, keterampilan sosial, dan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi.

Metode yang menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum adalah upaya progresif untuk mengatasi perbedaan pendidikan yang selama ini menjadi masalah. Kurikulum yang didasarkan pada filsafat dakwah dapat membantu siswa memahami bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan karena keduanya relevan untuk kehidupan sehari-hari.

Metodologi pengajaran berbasis dakwah, seperti pendekatan persuasif, dialogis, dan keteladanan, sangat relevan dalam menciptakan proses pembelajaran yang tidak hanya efektif secara kognitif tetapi juga membangun aspek afektif dan psikomotorik siswa. Metodologi-metodologi ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan mampu membantu masyarakat.

Saya percaya integrasi ini adalah solusi jangka panjang untuk menghasilkan generasi yang memahami Islam secara kontekstual dan tekstual. Generasi ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun