Mohon tunggu...
Nopia Fitri Ayu 119
Nopia Fitri Ayu 119 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menonton Anime adalah Hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah di Era Globalisasi

11 November 2024   22:36 Diperbarui: 11 November 2024   22:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dakwah menghadapi banyak tantangan dan peluang di era globalisasi. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, kita dapat lebih dekat dengan audiens yang lebih beragam dan beragam. Di sisi lain, perbedaan budaya, nilai, dan pemahaman agama menjadi tantangan tersendiri. 

Strategi dakwah harus disesuaikan dengan pendekatan yang lebih inklusif dan relevan secara global dalam situasi ini. Untuk menyampaikan pesan yang mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa mengorbankan prinsip Islam, dakwah di era globalisasi membutuhkan inovasi dalam metode dan pemanfaatan media. Pendekatan dakwah yang menggunakan teori keilmuan dapat lebih strategis, efektif, dan sesuai dengan konteks lokal dan global.

Dakwah tidak hanya bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama, tetapi juga untuk mendorong nilai-nilai universal seperti toleransi, keadilan, dan persaudaraan. Hal ini akan membantu menciptakan keharmonisan dalam masyarakat yang beragam dan memperkuat peran Islam sebagai rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta alam).

Memang, dakwah di era globalisasi memerlukan penyesuaian yang bijak untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang. Di satu sisi, kemajuan teknologi memberikan kesempatan yang lebih besar untuk menyebarkan pesan Islam ke seluruh masyarakat. Namun, ini juga menghadirkan audiens yang beragam dengan nilai, agama, dan budaya yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa dakwah harus disampaikan dengan cara yang lebih inklusif agar pesan agama dapat diterima dengan baik dan tidak salah.

Dalam hal ini, inovasi dan kreativitas sangat penting. Media sosial, misalnya, dapat membantu menyebarkan nilai-nilai Islam, tetapi komunikasinya harus dilakukan dengan bahasa yang universal dan visual. Dakwah yang terkesan "kaku" mungkin tidak efektif, terutama untuk remaja. Salah satu cara untuk membuat metode dakwah lebih relevan dan dapat diterima adalah dengan menggabungkan elemen-elemen budaya lokal sambil mempertahankan prinsip-prinsip Islam. 

Dengan mendakwahkan nilai-nilai toleransi, keadilan, dan persaudaraan, Islam akan diperkuat sebagai rahmatan lil 'alamin. Islam akan dianggap sebagai agama yang penuh kasih dan damai jika dakwah tidak hanya menyampaikan ajaran agama tetapi juga menekankan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan kerukunan dalam komunitas yang terdiri dari berbagai budaya.

Dakwah di era globalisasi dapat menjadi cara untuk memperkuat hubungan antarumat manusia dan menciptakan dunia yang harmonis dengan menggunakan pendekatan yang berbasis ilmu dan relevan dengan situasi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun