Mohon tunggu...
Nopia Noparita
Nopia Noparita Mohon Tunggu... Guru - guru

hobby olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata 3.2.a.10

15 Juni 2022   19:08 Diperbarui: 15 Juni 2022   19:16 17478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya




Dalam mengelola aset yang ada di sekolah maka seorang pemimpin pembelajaran harus mampu memetakan 7 aset sumber daya di sekolah yang terdiri atas aset manusia, aset sosial, fisik, finansial, politik, lingkungan dan agama budaya. Dengan pemetaan yang dilakukan maka kita bisa memaksimalkan potensi aset yang ada dengan berpedoman pada prinsip asset based thinking atau berpikir berbasis aset sehingga bisa menghasilkan potensi yang maksimal. Untuk bisa memberdayakan aset yang ada, maka seorang pemimpin pembelajaran harus melakukan manajemen perubahan menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA  untuk menginisiasi sebuah perubahan positif berdasar aset yang ada. 

Dalam aksi nyata Modul 3.2 kali ini saya melakukan pemetaan terhadap seluruh aset sekolah dan berdasarkan aset tersebut saya mencoba merancang sebuah perubahan yang bertujuan mengembangkan kepemimpinan murid di kelas dengan mendorong terwujudnya kelas yang nyaman, yang selaras dengan program literasi dan steam.

A. Latar belakang 

Generasi penerus bangsa pada hakekatnya merupakan generasi yang harus dididik agar menjadi generasi yang berkualitas. Jaman sekarang ini banyak anak-anak yang tidak mengerti tentang budaya bangsanya sendiri. Bahkan mereka lebih menyukai budayabudaya dari luar, hal ini bukan hanya salah mereka akan tetapi juga orang tuanya. Peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak-anaknya sejak mulai dari kecil. Terutama anak usia dini yaitu anak yang berumur 0 tahun sampe 6 tahun, sangat penting untuk mendidik dengan benar. Karakter anak mulai dibentuk dari keluarga, baik buruk anak sangat tergantung bagaimana keluarga mendidiknya. Dan peran keluarga sangat penting, karena dari keluargalah awal mula pendidikan di mulai. Jaman sekarang ini sangat jarang sekali anak-anak yang suka membaca buku, padahal buku merupakan jendela informasi yang sangat penting. Dengan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

Generasi sekarang waktnya lebih banyak dihabiskan untuk bermain gadget. Sebenarnya dengan gadged bisa juga di maksimalkan fungsinya untuk hal-hal yang positif misalnya mencari permainan edukatif dan hal-hal yang sifatnya mendidik. Sekarang ini hampir semua usia memiliki telepon genggam atau sekarang lebih sering di sebut smartphone, hal seperti itu kalau orang tua tidak mengawasi dengan benar kemungkinan anak-anak tersebut menjadi generasi yang tergantung dengan gadget yang dimiliki, sehingga akan lebih suka memainkan game dari pada membaca buku. Selain itu, mereka sangat mudah dipengaruhi budaya- budaya luar yang bisa mempengaruhi perilaku dan karakter sebagai ciri khas bangsa Indonesia. 

Maka dari itu, perlu diketahui siapakah generasi penerus tersebut yang akan melanjutkan perjuangan generasi saat ini dalam mempertahankan budaya Indonesia. Secara umum, generasi penerus yang ada dimaksud adalah para remaja serta anak-anak, mulai dari anak usia dini hingga remaja. Pengetahuan mereka tentang budaya Indonesia harus diasah sejak usia dini. Anak-anak usia dini berada  pada usia golden age yang merupakan anak dengan usia yang tepat untuk diberikan serta ditanami dengan pemahaman-pemahaman yang baik dan akan hal tersebut akan tertanam hingga mereka dewasa. Dalam usia golden age, anak-anak berada kondisi tumbuh kembang yang cukup pesat. 

Ada berbagai cara untuk menumbuhkan kepedulian pada anak, salah satunya dengan menanamkan minat terhadap buku bacaan atau biasa disebut dengan minat baca. Minat baca adalah adanya kesukaan serta perhatian dan keinginan hati untuk membaca. Tujuan adanya penanaman minat baca pada anak, khususnya anak usia dini adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dengan menekankan pada penciptaan lingkungan membaca dengan segala jenis bacaan dan penyediaan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan (Siregar, 2012).

Penyediaan fasilitas bahan bacaan yang disesuaikan dengan usia anak di rumah akan sangat membantu anak-anak dalam mencintai buku dan menanamkan kesukaan membaca sejak usia dini. Jika di rumah tidak banyak buku maka orang tua bisa membawa anak-anaknya berbain di perpustakaan atau taman baca yang ada di lingkungan terdekat. Ditaman baca atau perpustakaan juga tersedia buku-buku yang disesuaikan dengan usia anak. Walaupun kadang-kadang bahan bacaan yang tersedia belum memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam mendukung penanaman minat baca pada anak usia dini. Bahkan ada beberapa buku pelajaran yang isinya sudah tidak relevan dengan kurikulum saat ini. Padahal yang paling sering menggunakan ruang tersebut adalah anak-anak PAUD. Hal tersebut memperlihatkan bahwa peluang untuk penanaman minat baca pada anak usia dini sebenarnya sudah ada. Tetapi belum didukung oleh tersedianya bahan bacaan untuk anak-anak tersebut

2. TUJUAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun