Diary
Inilah sebuah kelahiran, katamu. Ketika kau, berhasil meluluhkan hatiku, dengan sebuah puisi kesepian. Lalu kau beranjak, mengambil sebuah buku dan menuliskan beberapa baris sajak disana.
Dan akupun semakin heran, mengapa kau begitu giat, menuliskan hal-hal sepele yang selalu kuabaikan.
Akupun pernah jatuh cinta, tetapi tidak seperti engkau yang selalu sibuk menuliskan, setiap detail kejadian, yang pernah kita lakukan.
dan aku, mulai sibuk bertanya, padamu.
Untuk apa kau menuliskan, hal-hal aneh yang sebenarnya, tidak perlu itu,
Dengan ringkas kau jawab, sebab aku ingin, kau mengingatku sebagai buku, yang kelak kau baca ketika merinduku.
Setelah kau, benar-benar tdak mengingatku, lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H