Mohon tunggu...
kurnia haryakusuma
kurnia haryakusuma Mohon Tunggu... -

saya seorang pelajar yang sedang ditempa untuk menjadi pribadi yang baik sesuai keinginan orang tua dan saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Unconditional Love, Cintai Pasangan Anda

19 Januari 2010   13:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:23 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin sedikit menceritakan riwayat tentang kakek dan nenek saya , untuk kita ambil pelajaran dari mereka.Kakek saya dulunya adalah seorang camat,dimana saat itu sangat berkuasa . Ia berasal dari keluarga yang dihormati,ayahnya seorang administratur di pabrik gula zaman Belanda,tetapi sejak kecil ia tidak pernah merasakan kasih sayang ibu,dididik dengan keras oleh ayahnya dan iapun tumbuh menjadi pribadi yang keras , selalu menggunakan kekerasan dalam mendidik ke duabelas anaknya.

Nenek adalah istri ke tiga kakek,istri pertama kakek meninggal karena melahirkan pakde saya,dan meninggalkan 6 anak,sedangkan istri keduanya diceraikan karena suatu alasan dan putranya mengikut ibu.Dari nenek ,beliau memiliki enam orang anak,menurut cerita ayah perkawinan mereka dari awal sungguh diwarnai dengan pertengkaran,perdebatan,dl.Karena nenek berlatar belakang dari orang tua yang divorced,yang tidak mengenal kasih sayang juga.Tak jarang ketika ayah kecil,ia sering melihat kakek memukuli nenek.Akhirnya , nenek meninggalkan rumah dan memilih lari dari kakek.Dengan dua belas anak,kakek membesarkan mereka sendiri tentunya dengan pola pendidikan yang keras.

Dengan didikan keras,ayah saat kecil mengalami tekanan,intimidasi,pukulan,dll.Sehingga ia takut untuk mengutarakan pendapat,takut akan kesalahan,sehingga menjadi pribadi yang tertutup dan perfeksionis.Setelah sekian lama meninggalkan keluarga,nenek kembali tinggal bersama kakek karena bujukan ayah yang pura-pura sakit parah .Sekarang mereka bersama,tetapi seakan bukan suami istri,karena nenek tinggal di rumah belakang dan kakek di rumah depan.Mereka jarang sekali bertegur sapa dan berkumpul layaknya suami istri.

Nenek cerita ke ayah,jika tidak karena ayah yang pura-pura sakit ia tidak akan kembali. Ia merasa tersiksa akan unconditional love.Ya,kakek tidak pernah menghargai apa yang diberikan nenek.Hingga pada  tahun 2002 nenek meninggal akibat kanker serviks,kematiannya membuat kakek merasa berdosa karena menyia-nyiakannya selama ini dan belum sempat meminta maaf.

Setelah kepergian nenek,kakek menjadi patah semangat, dan selalu dihantui rasa bersalah,hal ini membuat berat badannya turun drastis akibat diabetes dan akhirnya ia pergi menyusul nenek selamanya.

Dengan membaca cerita ini,saya mengharapkan para pasangan untuk saling menghargai pasangannya dalam hal sekecil apapun.Karena , selama pasangan kita hidup kita tidak peduli dengan keberadaannya,baru ketika ia meninggal ,kita baru akan kehadirannya yang luar biasa dalam hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun