Mohon tunggu...
Noor LayliRamadhanty
Noor LayliRamadhanty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 3 pendidikan S1 Manajemen di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Linimasa dan Partisipasi Generasi Z Menuju Pesta Demokrasi 2024 di Indonesia

15 Desember 2023   17:50 Diperbarui: 15 Desember 2023   17:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada tahun 2024, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi yang sangat dinantikan. Dalam era digital ini, linimasa media sosial menjadi salah satu wadah utama bagi Generasi Z untuk berperan aktif dalam proses demokrasi. Peran linimasa tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga sebagai tempat untuk menggalang partisipasi politik dan mengartikulasikan aspirasi. Linimasa, baik dalam bentuk media sosial maupun media daring lainnya, memegang peran krusial dalam membentuk opini dan kesadaran politik generasi muda. Dalam konteks ini, peran linimasa dan partisipasi generasi Z memiliki dampak yang signifikan terhadap jalannya pesta demokrasi di Indonesia.

Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era digital di mana akses informasi sangat mudah diperoleh. Linimasa media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok menjadi sumber utama informasi bagi generasi ini. Oleh karena itu, peran linimasa dalam membentuk opini dan kesadaran politik generasi Z sangatlah penting. Generasi Z yang terbiasa dengan teknologi dan terhubung secara global, memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik melalui berbagai platform online. Linimasa mereka tidak sekadar mencerminkan tren, tetapi juga menjadi arena di mana ide-ide politik berkembang. Dengan kemampuan berbagi informasi yang cepat, generasi ini dapat memengaruhi pandangan politik sesama mereka dan merangsang diskusi publik.

Sesuai aturan yang tertuang dalam UU No. 7 Tahun 2017, pemilih pertama yaitu warga negara Indonesia yang sudah berusia 17 tahun ke atas pada hari pemilihan atau sudah menikah dan mempunyai hak pilih, namum belum pernah menggunakan hak pilihnya berdasarkan UU Pemilu. Di Indonesia, keterlibatan peragkat berbasis internet di kalangan Generasi Z terlihat jelas, seperti yang di tunjukkan oleh survei APJII mengenai penggunaan internet di Indonesia pada akhir tahun 2022. Survei tersebut mengungkapkan bahwa kelompok umur 13-18 tahun memiliki tingkat penetrasi pengguna internet sebesar 99,16%, diikuti oleh kelompok umur 19-34 tahun sebesar 98,64% dan kelompok umur 35-54 tahun sebesar 87,30%. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok kategori Generasi Z. Data ini menunjukkan bahwa jumlah Generasi Z, termasuk pemilih pemula sedang mengalami peningkatan. Generasi Z atau pemilih pemula yang diasumsikan tidak mempunyai suatu pengalaman dalam memilih, memainkan peran penting dalam menilai kondisi demokrasi saat ini dan masa depan. Namun kelompok-kelompok ini menghadapi tantangan yang cukup besar, terutama akibat meluasnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi diberbagai sektor seperti bisnis, industri, pemerintahan dan politik.

Partisipasi generasi Z dalam pesta demokrasi 2024 tidak hanya sebatas memberikan suara di tempat pemungutan suara. Linimasa mereka menjadi panggung di mana mereka menyuarakan pandangan, mendiskusikan isu-isu penting, dan mengkritisi kebijakan politik. Dengan berbagi informasi dan pemahaman yang diperoleh dari linimasa, Generasi Z dapat membentuk opini yang terinformasi. Kampanye politik yang kreatif dan informatif melalui media sosial mampu menarik perhatian generasi Z untuk terlibat dalam diskusi politik dan akhirnya turut serta dalam proses pemilihan. Selain itu, linimasa juga memungkinkan generasi Z untuk saling berbagi informasi terkait proses pemilu, pemahaman akan pentingnya hak suara, dan urgensi partisipasi aktif dalam membangun masa depan politik Indonesia. Melalui linimasa, informasi seputar calon presiden, visi-misi partai politik, dan isu-isu terkini disebarkan dengan cepat dan luas, memengaruhi pola pikir dan sikap politik generasi Z. Selain itu, linimasa juga menjadi alat untuk menggalang dukungan terhadap partai atau calon tertentu. Kampanye politik melalui media sosial menjadi sarana efektif bagi kandidat untuk menjangkau dan membangun hubungan dengan pemilih muda. Generasi Z, dengan kepekaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, dapat secara aktif menyuarakan preferensi mereka dan memengaruhi agenda politik.

Namun, perlu diingat bahwa peran linimasa juga memiliki potensi negatif, seperti penyebaran informasi palsu dan polarisasi opini. Oleh karena itu, penting bagi generasi Z untuk mengembangkan literasi digital dan kritis, serta memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Selain itu, partisipasi generasi Z dalam pemilu 2024 juga perlu didukung oleh pemahaman mendalam akan platform-platform politik yang diusung oleh calon presiden dan partai politik, sehingga partisipasi mereka dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan demokrasi di Indonesia. Dengan demikian, peran linimasa dan partisipasi generasi Z memiliki hubungan yang erat dalam mengarahkan pemilu 2024 menuju pesta demokrasi yang berkualitas. Melalui pemahaman yang mendalam akan isu-isu politik, literasi digital yang baik, dan partisipasi aktif dalam proses pemilihan, generasi Z dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam membangun masa depan politik Indonesia yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun