Bagi orang korea keluarga lebih penting dari apapun.Di sini lewat kekhasan bentuk keluarga tradisional yg merupakan keluarga besar dan bentuk keluarga modern kita akan melihat lebih lanjut pemikiran keluarga korea.
Umumnya bentuk keluarga tradisonal korea adalah keluarga besar yg patrialistik. Dibandingkan dengan keluarga inti yang terdiri dari ayah ibu dan anak yang belum menikah, keluarga besar terdiri dari ayah ibu anak yang telah menikah sampai dengan termasuk cucu perempuan dan cucu laki-laki. Kekhasan keluarga besar yang paling penting adalah ayah sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab terhadap keluarga dan semua anggota keluarga menghormati kekuasaan ayah dan mengikuti keputusan ayah. Karena banyaknya jumlah anggota keluarga, diantara proses berusaha saling menyamakan pemikiran, saling menyesuaikan didalam keluarga ini merupakan kesempatan pangalaman sosial langsung atau saling berbabagi pengalaman adalah kelebihan keluarga besar, tetapi kelemahannya adalah kreativitas dari masing masing individu anggota keluarga sulit mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orangtua.
Didalam keluarga besar tanggungjawab mengurus orangtua ada ditangan anak laki-laki tertua sedangkan anak lainnya hidup terpisah dengan orang tua setelah menikah. Jika ayanh sebagai kepala kelluarga dan pemegang kekuasaan meninggal, yang menjadi kepala keluarga berikutnya adalah anak lelaki tertua dan diwariskan kepada anak laki-laki tertua selanjutnya. Sehingga terbentuk pemikiran orang korea tentang keluarga yaitu "lewat anak laki-laki dapat meneruskan garis keturunan" dan berbagai darah "darah daging", dan yang terahkir adalah "bakti" anak kepada orang tua.
Sebaliknya keluarga inti sebagai bentuk keluarga modern didalam keluarga ayag dan ibu berkedudukan sama dan terhadap masalah keluargapun ayah dan ibu saling berbagi hak dan kewajiban. Sering ditemukan keadaan terutama dalam masalah ekonomi keluarga dan pendidikan anak ibu memiliki peran lebih besar dibandingkan dengan ayah. Bentuk seperti ini menambah peran ibu dalam tatanan sosial dan juga memiliki kemampuan ekonomi dan dalam pendidikian anak menjadi beban ibu sehingga peran ibu semakin besar. Peran perempuan yang semakin besar seperti ini, patrialisme dan laki-laki sebagai penerus garis keturunan semakin lama semakin melemah.
Di masa sekarang ini berbagai macam bentuk keluarga bermunculan. Keluarga akhir pekan (hanya bertemu diakhir pekan), keluarga angsa (demi pendidikan anak, ayah rela sebagai mesin uang dan mencari uang sebanyak-banyaknya untuk dikirimkan kepada anak dan istri yang hidup di luar negeri) , single parent, keluarga campuran, keluarga dengan anak angkat dan keluarga pasangan yang tidak dalam ikatan pernikahan, keluarga yang terdiri dari satu anggota keluarga, keluarga jompo, sehingga dapat dikatakan konfigurasiny telah mengalami perubahan. Bagaimana dengan Indonesia ?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H