Med : Friday 03 Penghujung Tahun 2010
Jumat Sore, sambil menunggu jemputan…hujan turun derasnya.
Hmmm kulihat ada bakul tahu gejrot dengan panggulnya menepi dari derasnya hujan.
Hmm kayanya enak nih sembari nunggu jemputan yang masih kena macet di seputar pancoran, rasa dingin dan lapar membuat aku melangkah mendekati tahu gejrot yang mulai ramai di kerubutin pembeli yang sanasib dengan aku menunggu hujan dan mobil.
“Pak tahu gejrotnya satu ya…, gak pedas…”
Sambil ku amati si Bapak yang mencari rejeki diantara kita pegawai-pegawai kantoran BEJ (Bursa Efek Jakarta-bilangan Sudirman), hmmm kuliat beberapa orang sudah asyik menikmati hasil ulekan si Bapak, yang kutebak-tebak asalnya dari Cirebon.
Maklum aku mengenal tahu gejrot saat aku gawe di Cirebon untuk beberapa tahun J
“Neng di pincuk ato di plastic…”
“Plastik aja Pak…”
Rp. 5.000 untuk harga tahu gejrot di sore hari, hujan deras kutunggu jemputan pulang rumah.
Jumat sore yang sangat macet.
Nah ini resep tahu gejrot yang kali-kali di praktekin di rumah, resep dari teman :
Bahan :
Tahu pong
Air matang
Gula merah
Kecap manis
Bawang goreng
Asam jawa (diremas diambil airnya)
Campuran Ulek :
Bawang merah&putih
Cabai rawit
Garam
Membuatnya :
Buat kuahnya : rebus gula merah dengan air samapai larut dan angkat.
Masukan campuran ulek ke dalam larutan gula merah ditambah air asam dan kecap manis rebus sampai mendidih.
Potong-potong tahu pong lalu di siram kuahnya dan hmmm taburu bawang goreng sesuai selera.
Inilah tahi gejrotnya…
Met Mencoba J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H