Ini Repotase Ayah Icha & Fay :
SENSASI NONTON LANGSUNG PIALA AFF DI GELORA BUNG KARNO – SENAYAN
(FILIPINA VS INDONESIA)
Hari Kamis tanggal 16 Desember 2010 adalah jadwal pertandingan bola Piala AFF antara Filipina vs Indonesia di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta. Seharusnya Tim Filipina menjadi tuan rumah, tetapi karena Negara Filipina belum memiliki stadion yang memenuhi standar AFF maka pertandingan di pindah ke Gelora Bung Karno, jadi kita melaksanakan 2 kali pertandingan melawan Filipina Home dan Away di GBK.
Tiket kelas VIP (tanpa nomer kursi) seharga 250ribu sudah ditangan, kaos polo merah jersey timnas sudah disiapkan. Sayangnya kaos timnas yang saya beli koq made in Thailand L (ga tau koq bisa gitu, mungkin ini terkait ama Nike sebagai sponsor Timnas Indonesia). Jarum jam sudah menunjukkan jam 16.00 WIB, bersama2 dengan teman2 kantor kita meluncur ke GBK. Emang jam segitu belum waktunya selesai jam kerja, tetapi berhubung bos saya dan bosnya bos juga ikutan nonton…. Jadi ga ada majalah eh masalah-red, hahahahaaa………….. bolos berjamaah orang bilang.
Karena jalanan juga lancar, hanya tersendat di pada saat sudah masuk ke komplek senayan karena orang mencari parkiran. Beruntung karena kita menggunakan sopir kantor kita turun di jalan, sopir dikasih uang tips untuk suruh cari parkiran dan nunggu (nanti akan ada cerita menyesakkan soal ini). Kita pun masuk ke dalam komplek GBK. Disitu dikomplek tersebut sudah banyak orang yang tampaknya tak mau melewatkan pertandingan ini. Sebelum masuk disisi2 jalan sudah banyak penjual akesosris Timnas Indonesia.
Olahraga dan Politik
Kita melongok sebentar tentang komplek senayan. Komplek ini dibangun pada jaman Bung Karno masih menjabat sebagai presiden RI. Bung Karno sangat mencintai olah raga sepak bola. Saat itu dia menunjuk Maulwi Saelan sebagai Ketua PSSI yang saat itu bernama Perserikatan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Maulani Saelani saat itu menjabat sebagai wakil komandan pasukan Cakrabirawa atau yang dikenal saat ini Paspampres. Maulwi Saelan diangkat sebagai ketua PSSI saat itu bukan tanpa alasan. Ia adalah kiper timnas yang tangguh. Aksinya yang brilian adalah, saat itu mampu menjaga mistar gawang Timnas Indonesia tanpa kemasukan saat melawan Uni Soviet (sekarang Rusia) dengan skor 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956. Sayangnya, pertandingan ini diulang, dan pertandingan kedua Indonesia kalah. Kembali ke kecintaan Bung Karno kepada sepak bola. Bung Karno berkeyakinan bahwa sebuah bangsa akan berhasil klo dua bidang maju, yaitu politik dan olahraga. Itulah sebabnya kenapa Bung Karno membangun Gedung DPR/MPR dan GBK dalam satu kompleks yang berdekatan.
Kita kembali ke laptop!
Masuk ke dalam stadion GBK ternyata membawa sensasi tersendiri, kita akan terbawa betapa megahnya stadion kita tercinta. Ini mungkin belum sebanding dengan Old Traford milik Manchaster United atau San Siro milik AC Milan atau Santiago Bernabeu milik club raksasa Spanyol Real Madrid. Tapi apapun itu kita tetap cinta GBK kebanggaan bangsa Indonesia. Kebetulan kita bertujuh berada di tribun bawahdi sebelah timur berhadapan langsung ke kelas VVIP yang biasa ditempati untuk SBY nonton bola. Jadi pemain juga terliat ga jauh dan bisa melihat semua sudut GBK. Beberapa saat kemudian pun stadion yang memiliki daya tampung maksimal 100.000 penonton ini pun dipenuhi oleh supporter yang tentu saja bisa dikatakan 99% pendukung Timnas Indonesia. GBK yang awalnya berwarna – warni yang berasal dari warna tempat duduknya, berubah menjadi lautan merah untuk mendukung Timnas Indonesia.
Pemanasan
Pukul 18.00 pemain Timnas Filipina masuk kedalam lapangan sepak bola. Tapi jangan buru2 dl beranggapan mereka mau langsung main. Tidak, mereka baru melakukan pemanasan. Pada saat mereka masuk dalam lapangan, penonton langsung bersorak huuuuuuuu…..!!!! Tidak sportif?!? Ga tau juga sih, tp ini bisa digunakan untuk melemahkan mental lawan. Tidak berselang lama kemudian Irfan Bachdim dan kawan2 pun muncul untuk melakukan pemanasan. Sorakan dan teriakan penonton sebanyak 70.000 manusia bergemuruh menyambut Timnas Indonesia yang saat itu menggunakan kaos tanpa lengan berwana hijau dan celana putih. Tampak pula Bambang Pamungkas sedang berlatih bersama rekan2 setimnya. Benar2 luar biasa menonton langsung di stadion GBK, sensasi semangat Timnas serasa terbawa ke dalam hati. Kurang lebih 20 menit kedua tim melakukan pemanasan, mereka kembali ke dalam kamar ganti.
Bendera Besar
Masih ada kurang lebih 30 menit lagi menuju jam 19.00 sebagai kick off (untuk memulai pertandingan) Filipina vs Indonesia. O iya, kenapa saya menulis Filipina terebih dahulu. Mungkin bagi yang penggemar bola sudah mengetahui. Penulisan Tim lebih dahulu menunjukkan bawah tim tersebut sebagai tuan rumah. Berarti ketika saya menyebut Filipina vs Indonesia, berarti Filipina sebagai tuan rumah dan Indonesia sebagai tamu. Tp kenapa koq dilaksanakan di Indonesia? Jawabannya ada di paragraph pertama tulisan ini. Kembali ke laptop! Belum puas melihat riuahnya penonton yang tak sabar agar pertandingan segera dimulai, tiba2 dari posisi sebalah kiri saya (selatan) sebuah bendera berukuran raksasa (maaf ga bawa meteran untuk ngukur) ditarik dari bawah ke atas (atap stadion). Bendera merah putih besar dikibarkan menarik perhatian seluruh penonton sepak bola. Bahkan penonton yang berada di belakang bendera tersebut harus menyingkir karena tidak bisa melihat kea rah lapangan terhalang sama bendera raksasa tersebut. Tetepi beberapa saat kemudian, bendera tersebut diturunkan kembali, alhasil tribun yang berada di sebelah selatan bisa dipakai lagi.
Lagu Indonesia Raya
Beberapa menit kemudian para pemain inti dari kedua kesebelasan mulai memasuki lapangan. Lagi2 pada saat Timnas Filipina masuk ke stadion GBK mendapat teriakah huuuuu……….. dari suporter Indonesia. Tapi pada saat Timnas Indonesia memasuki lapangan hijau, seluruh stadion GBK bergemuruh, teriakan, sorakan, tiupan terompet toet! Toeeett!! Tak henti2nya berbunyi bagai seluruh rakyat menyambut sang pahlawan negara yang akan bertarung mempertaruhkan nyawa melawan musuh demi mempertahankan negara. Sebuah sensasi yang ga bakalan didapat ketika kita menonton pertandingan lewat televisi. Tetapi sedetik kemudian suara gegap gempita berubah 180® menjadi hening, ternyata beberapa saat kemudian Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sedang mengumandang. Seluruh penonton bertandingan berdiri bahwa sebagian besar mengangkat tangan, ada juga yang memegang dada kiri sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya secara serantak. Sebuah pemandangan yang luar biasa dan benar2 sensasi yang luar biasa pula. Rasa nasionalisme benar-benar terasa banget, kita bersama 70.000 orang melantunkan lagu kebangsaan kita tercinta, sampe2 bulu kuduk berdiri ketika menyanyikan lagu karya WR Supratman ini. Bagaimana tidak jika 70.000 orang serentak menyanyikan lagu yang akhir-akhir ini terasa seperti kurang bermakna di tengah bertubi-tubinya masalah yang menimpa bangsa ini.
Indonesia tanah airku….. Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri……. Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku…. Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru….. Indonesia bersatu
………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jujur… saya menyanyikan lagu ini terakhir (klo tidak salah) pada saat 3 tahun yang lalu (2007) ditempat yang sama pada saat Indonesia melawan Arab Saudi yang mana kita kalah 2-1. Bagaimana dengan kamu? :D
Datang ke stadion tapi ga menonton
Saya ga cerita bagaimana jalannya pertandingan antara Filipina vs Indonesia. Semua nya sudah tahu klo Indonesia menang 0-1 lewat gol pemain naturalisasi dari Uruguay, Christian Gonzales. Tapi saya mencoba menceritakan bagaimana sisi2 lain dari menonton pertandingan secara langsung di stadion GBK. Ada beberapa hal unik yang mungkin terlewatkan dari pertandingan setiap pertandinga sepak bola internasional. Semua orang datang ke stadion sepak bola tentu untuk melihat pertandingan sepak bola. Tapi ada juga yang datang ke dalam stadion sepak bola dengan akses tempat yang dekat ke lapangan, tapi dia ga menonton sepak bola. Justru dia malah menonton penonton yang sedang menonton sepak bola (ga bingung kan dengan kalimat tadi? He…he..he..he….) Ya mereka adalah petugas keamanan dari POLRI yang bertugas menjaga tingkah laku penonton untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kericuhan yang dapat mengganggu jalan pertandingan sepak bola. Mereka diposisikan dalam deratan melingkar disisi dalam dekat dengan pagar penonton dan lapangan. Memang tugas negara musti dilaksanakan, selamat bertugas pak! Saya salut! Nanti saya ceritakan jalannya pertandingan he..he..he.he…. (just kidding pak)
Source pic : family document
b e r s a m b u n g
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H