Mutiara Jumat 19 – Forgotten Angel (Part-3)
Sementara dikamar lain Gadis berpikir bagaimana caranya bisa menghadirkan sosok yang selama ini bersembunyi dibalik karya-karya indahnya, penasaran ingin mewawancarai fotografer genius yang menggelitik jiwa wartawannya. Apalagi pak Santo Pim Red (Pimpinan Redaksi) Senior, menjanjikan promosi bila berhasil mewawancarai dan menuliskan profil FA di majalahnya. “Ini kesempatan yang harus aku kejar, besok aku akan cari tahu pria berinisial FA, bagaimanapun caranya.” Tekad Gadis. "Boy pokoknya aku memutuskanuntuk menemukan FA, ok Boy sebagai partner yang setia kamu harus mendukung aku." ucapGadis penuh ambisi. 1 tahun menjadi partner kerja Gadis, Boy bisa memahami kemauan dia yang keras. Apa yang diinginkan pasti dikejar! Walau sesudah tercapai Gadis akan bosan atau yah sudahlah, karena penasarannya terlampiaskan! Boy salut dengan kegigihannya, tapi di sisi lain Boy selalu jadi ikutan susah, tapi sudahlah tokh memang dia partner yang harus saling mendukung. “Aku sudah dapat info agent yang mengurusi segala urusan operasional pameran fotografinya, aku akan coba minta ijin dikasih kesempatan mewawancarainya.” Kata Gadis. "Mbak Gadis bukan kami menghalangi niat Mbak yang akan mengangkat profil Mas FA atau Mas Pras namanya ke majalah Mbak." Jawab Randy manajer agensi Bonaire Fotography yang membawahi beberapa fotografer profesional dalam urusan pameran juga publikasi. "Mas Pras ini sangat tidak suka publikasi, nah coba tanya dengan Mang Seno ni…” Tiba-tiba mang Seno muncul sambil membawa amplop besar berisi foto-foto Prasyang akan dipameran besok. Mas Seno sempat kaget, “Lho Mbak ngapain di sini.” Gadis juga kaget, nggak nyangka ketemu mang yang beberapa kali sempat terlihat di sekitar kostannya. Gadis pernah berpapasan tapi cuma senyum saja, dan tidak ada rasa ingin tau lebih jauh. Dan sekarang ketemu di galeri tempat FA bernaung. ”Pasti hubungan Mang yang disebut-sebut Mang Seno oleh Pak Randy orang dekat FA.” Pikir Gadis. “Nah Gadis kalo kepengen mewawancarai Mas Pras silakan ijin dulu denganMang Seno,” kata Randy “Mang Seno ini body guard nya Mas Pras,coba dibicarakan sendiri ya, maaf saya tinggalkebetulan masih banyak yang harus diurus untuk pameran besok.” “Mang, saya Gadis wartawan Majalah Fragment, bener yang barusan dibilang Pak Randy, kalo Mang Se-no pengawal Mas Pras fotografer berinisial FA,” tanya Gadis antusias. “Aduh maaf ya Mbak, kapan-kapan saja ya,saya masih harus ngejar kerjaan lain.” Mang Seno cepat-cepat berlalu, dia tidak mau Mas Pras mengangapberkhianat kalo menginformasikan tentang tuannya. Mang Seno cepat-cepatmasuk ke BMW dengan gugup. "Kenapa Mang, kaya dikejar maling." Pras menangkap kegugupan dalam wajah Mang Seno. “Mas Pras pasti nggak nyangka kalo saya barusan ketemu Mbak Gadis, dia ternyata kepingin sekali mewawancara Mas Pras,tadi kita sama-sama kaget kok bisa ketemu di sini! Apalagi Mbak Gadis rasanya ingat kalau beberapa kali ketemu saya di sekitar kostannya.” “Tuh tuh Mbak Gadis … ”Dari balik mobil berkaca hitam, Pras menatap sosok yang amat dipujanya sedang tengak-tengok pastinya mencari Mang Seno. Bersambung Ilustrasi : google.com
Mutiara Jumat : “Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan akhirat.” (HR Bukhari no. 2442, Muslim no.2580, dari Abu Hurairah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H