Saat Ibu cuti hamil Akhir Maret 2010.
Setiap lewat jalan depan masjid, Icha selalu bilang…”Ibu aku mo main prosotan…”
Hmmm sebuah prosotan yang bertengger di sebuah Taman Kanak-kanak, di lingkungan rumah kami.
Tidak sekali dua kali putriku merengek “Icha mo main prosotan, Icha mo cekolah….” Yang membuat aku dan ayahnya berpikir, apakah dengan usia yang 2.4 thn sudah layak untuk sekolah.
Takutnya nanti dia bosan, kecapaian atau mogok di tengah-tengah.
Apalagi Wildan sahabat kecilnya daftar untuk Play Group tapi usianya 1 tahun di atas Icha, jadi udah pas.
Hingga suatu hari tanpa sengaja pas Ibu muterin kompleks, TK agak sepi dan Icha bersikeras minta turun dari mobil untuk main prosotan yang ada, kasian juga setiap lewat Ibu larang karena banyak anak-anak TK yang sedang beraktivitas dan pastinya akan ditegur oleh pihak sekolah dengan masuk ‘selanong-selonong’ terus ikutan main.
Nah karena sepi Ibu berani parkirin dulu terus Icha langsung lari masuk dan naik deh ke tangga prosotan.
Ternyata ada ibu guru berdiri dekat pintu kantor guru-guru jadi Ibu kulonuwun eh permisi dan jadilah diskusi.
“ Gak apa-apa bu di coba ja masuk, kita tidak menekankan untuk belajar keras, kebetulan ada kelas baru kami buka Play Group (PG) untuk anak-anak 2 tahun lebih “ kata ibu guru Zakiyah.
“ O gitu, hmm jadi tertarik…soalnya Icha setiap lewat sini minta sekolah…” jawab ku.
Alhasil malam aku diskusi dengan ayah, takut kalau terlalu kecil nantinya bosan. Tapi ayah punya pandangan lain dari pada Icha hanya main gak jelas dan jenuh juga ‘cemburu’ terus sama ade Fay-nya bagus juga di masukin ke PG, tokh deket rumah juga.
Waktunya juga cuma 1 – 1.5 jam, seminggu 3 kali.
Dengan berbagai pertimbangan, juga di dorong mama Wildan biar Wildan juga ada temennya kalau berangkat, kita coba Mbak Icha masuk Play Group.
Dari beberapa shaeringan dengan temen-temen seperjalana pulang pergi ngantor dengan memasukan balita kita se sekolah, walaupun bisa juga di lakukan di rumah juga untuk membentuk pribadi :
- Bersosialisasi
Banyak temen akan membangkitkan suasana baru bagi Icha, tidak hanya bergaul dengan mbak Kas, Bibi dan ade Faynya tapi juga dengan teman-teman baru, di harapakan belajar untuk tidak takut dan canggung dengan suasana yang lebih ramai.
- Berbagi
Biasanya anak-anak disuruh bawa bekal, di Gardenia (tempat PG Icha) dilarang bawa makanan pengawet, ciki2an, mie.Jadi biasanya ibu dan ayah beliin roti tawar atau coklat, kadang-kadang buatan mbak Kas seperti pisang goreng, ubi atau pisang rebus.
Dari cerita mbak Kas yang nganterin Icha sekolah anak-anak saling berbagi dan tukar menukar bekal. Bahkan kalau di bekalin makan berat, nasi dan lauk Icha akan habis banyak, soalnya dia memang senag kalau makan ramai-ramai.
- On Time
Belajar tepat waktu, di aturan PG nya 15 menit sebelum pelajaran dimulai sudah absent.
Icha belajar untuk mandi, makan dan persiapan sekolah dengan teratur, pastinya juga kadang ada mogok-mogoknya, yapi ya kita tidak mau terlalu me-ngepush Icha, biarkan sesuka dia dan alami.
- Teratur & Tertib
Alhamdulillah Icha jadi rutin kalau jam 8 pagi dia minta mandi, gosok gigi dan terus makan. Biasanya setelah itu baru bermain. Ibu ingin menjadi terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak malas.
Mudah-mudahan bisa.
- Meningkatkan Kreativitas Motorik
Dengan aktivitas yang diajarkan di PG akan mengembangkan motoriknya, Icha terlihat suka menyanyi sambil menari-nari. Kadang-kadang tanpa sadar dia nyanyi…”diam-diam….” (Ibu sempat berpikir lama, ini lagu apa?) sampai bertanya ama Ayah…lagu apa ya…semakin kesini kita sadar kalau itu lagu “Cicak2 di dinding d i a m 2
merayap “ Icha masih nyanyikan sepotong-potong…masih banyak lagu yang di nyanyikan hanya sepotong-sepotong.
Selain menyanyi, menari juga menggambar. Banyak coretan benag kusut dimana-mana dan Icha imajinasikan jadi ikan nemo, paus, bunga atau kupu.
- Mengenal Doa-doa
Sedikit mengerti doa-doa sederhana, kebiasaan masuk rumah membaca salam. Doa tidur. Ayah juga kerap membacakan doa-doa menjelang bobo bergantian kadang Ibu yang membacakan buku kesayangannya.
- Mandiri
Maafkan Ibu yang tidak bisa selalu mendampingi Icha karena cita-cita untuk menjadi Full Time Mommy belum bisa, Ibu dan Ayah masih harus bekerja keras demi kebaikan bersama. Dari cerita mbak Kas, Icha mulai sedikit mandiri walau kadang masih di tunggu di dalam kelas.
Yah semua proses anak-ku, Ibu hanya berharap apa yang selalu Ibu dan Ayah perbuat adalah sesuatu yang akan bermanfaat bagi kamu kelak dewasa.
Senangnya Ibu ketika Icha mengatakan…”Icha mau sekolah Ibu…” suatu keinginan yang terucap dari mulut mungilmu sendiri, bukan karena ibu memaksamu untuk sekolah-sekolah cepat! Ikutin trend…tapi Ibu biarkan kamu berproses sebisa Icha dan semampu kamu Nak…..! tanpa Paksaan….bergembiralah dengan teman-teman kecilmu…dan beristirahatlah ketika sore menjelang petang …..i love you always: )
Nice day Ever body ….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H