Mohon tunggu...
Noor Hanifah Hasan
Noor Hanifah Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Mahasiswi

editor, ISTJ, vlog/konten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinasty Politik Ancaman bagi Demokrasi Indonesia

7 Desember 2024   09:29 Diperbarui: 7 Desember 2024   09:29 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Praktik pengangkatan anggota keluarga Presiden Joko Widodo ke posisi-posisi publik telah memicu perdebatan sengit mengenai potensi terbentuknya dinasti politik di Indonesia.  Kehadiran anak dan menantu presiden dalam pemerintahan, masing-masing sebagai kepala daerah dan pemimpin partai politik, telah menimbulkan kekhawatiran akan praktik nepotisme dan pengabaian prinsip meritokrasi.  

Meskipun kemampuan individu-individu tersebut patut dipertimbangkan, akses istimewa yang mereka peroleh semata-mata karena hubungan keluarga dengan presiden menciptakan ketidaksetaraan yang signifikan bagi calon-calon lain yang mungkin lebih kompeten namun kurang beruntung dalam hal koneksi.

Perlu diakui, Indonesia memiliki sejarah panjang praktik patronase dan nepotisme dalam politik.  Sistem ini, yang seringkali mengutamakan loyalitas dan hubungan keluarga di atas kompetensi dan integritas, telah menghambat perkembangan demokrasi dan pemerintahan yang baik.  

Pengangkatan anggota keluarga presiden ke posisi-posisi penting dapat memperkuat sistem ini, menciptakan lingkaran kekuasaan yang tertutup dan sulit ditembus oleh mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung.  Hal ini tidak hanya merugikan individu-individu yang potensial, tetapi juga dapat mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Kehadiran dinasti politik juga berpotensi merusak prinsip meritokrasi.

 Meritokrasi, yang menekankan pencapaian dan kemampuan individu sebagai dasar utama dalam pengangkatan jabatan publik, merupakan pilar penting dalam pemerintahan yang adil dan efektif.  Jika posisi-posisi penting didominasi oleh anggota keluarga penguasa, maka kesempatan bagi individu-individu yang berkompeten namun kurang memiliki koneksi politik akan semakin terbatas.  Hal ini dapat menyebabkan stagnasi dalam pemerintahan, karena kurangnya inovasi dan kompetisi yang sehat.

Lebih jauh lagi, praktik nepotisme dapat memperburuk persepsi publik terhadap korupsi dan kolusi.  Meskipun belum tentu terbukti adanya tindakan koruptif,  kemunculan anggota keluarga presiden dalam pemerintahan dapat menimbulkan kecurigaan dan mengurangi kepercayaan publik terhadap integritas pemerintah.  Kepercayaan publik merupakan modal penting bagi keberhasilan pemerintahan, dan hilangnya kepercayaan ini dapat berdampak negatif pada stabilitas politik dan ekonomi negara.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan perspektif yang berbeda.  Mungkin saja anak dan menantu presiden memang memiliki kemampuan dan kapabilitas yang mumpuni untuk menduduki posisi-posisi tersebut.  

Mereka mungkin telah melalui proses seleksi yang ketat dan membuktikan diri sebagai pemimpin yang efektif.  Akan tetapi, argumen ini tidak sepenuhnya meniadakan kekhawatiran akan potensi konflik kepentingan dan ketidakadilan yang ditimbulkan oleh hubungan keluarga mereka dengan presiden.  

Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam hal ini.  Proses seleksi dan pengangkatan haruslah terbuka dan terbebas dari intervensi politik, sehingga publik dapat yakin bahwa keputusan tersebut didasarkan pada meritokrasi semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun