Mohon tunggu...
Nooraniyah Karima
Nooraniyah Karima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai individu, saya memiliki banyak dimensi kepribadian yang menarik. Di satu sisi, saya merupakan seorang yang sangat ingin tahu dan antusias untuk selalu belajar hal-hal baru. Saya tidak ragu untuk meminta penjelasan lebih detail atau meminta saran dari orang-orang di sekitar saya, karena saya benar-benar ingin terus memperkaya pengetahuan dan wawasan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

7 November 2024   00:36 Diperbarui: 7 November 2024   00:42 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Empirisme, yang diperkenalkan oleh tokoh seperti John Locke, berpendapat bahwa perkembangan manusia sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman. Teori ini menganggap manusia sebagai "tabula rasa" atau lembar kosong yang akan diisi oleh pengalaman dari lingkungan, pendidikan, dan interaksi sosial. Hereditas atau faktor genetik dianggap tidak signifikan dalam membentuk perkembangan individu. Teori Nativisme, sebaliknya, menekankan bahwa manusia lahir dengan sifat atau pembawaan tertentu yang akan menentukan arah perkembangan mereka. Menurut teori ini, perkembangan seseorang ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir, dan pendidikan atau lingkungan tidak dapat mengubah sifat-sifat yang sudah ada. Jika seseorang memiliki bakat baik, dia akan berkembang menjadi individu yang baik, dan sebaliknya. 

Sementara itu, Teori Konvergensi yang diperkenalkan oleh William Stern, menggabungkan pandangan Empirisme dan Nativisme. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan individu merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Artinya, meskipun seseorang lahir dengan potensi tertentu, lingkungan dan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan potensi tersebut secara optimal. Dengan demikian, teori ini menawarkan pandangan yang lebih seimbang dan komprehensif dibandingkan dua teori sebelumnya. 

Hereditas memainkan peran besar dalam menentukan karakteristik fisik, kecerdasan, dan temperamen individu, sementara lingkungan mempengaruhi perkembangan melalui pendidikan, interaksi sosial, dan pengalaman hidup. Kedua faktor ini saling melengkapi, di mana potensi bawaan dari faktor genetik membutuhkan lingkungan yang mendukung untuk dapat berkembang sepenuhnya. Misalnya, seorang anak yang memiliki potensi kecerdasan tinggi membutuhkan pendidikan dan rangsangan dari lingkungan agar potensi tersebut dapat berkembang optimal. 

Secara keseluruhan, perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, baik itu genetik atau lingkungan, melainkan merupakan hasil dari interaksi yang kompleks antara keduanya. Teori Konvergensi menjadi landasan yang paling relevan untuk memahami bagaimana hereditas dan lingkungan berkolaborasi dalam membentuk perkembangan individu. Dalam konteks pendidikan, pemahaman yang menyeluruh mengenai kedua faktor ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun