Teori Empirisme, yang diperkenalkan oleh tokoh seperti John Locke, berpendapat bahwa perkembangan manusia sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman. Teori ini menganggap manusia sebagai "tabula rasa" atau lembar kosong yang akan diisi oleh pengalaman dari lingkungan, pendidikan, dan interaksi sosial. Hereditas atau faktor genetik dianggap tidak signifikan dalam membentuk perkembangan individu. Teori Nativisme, sebaliknya, menekankan bahwa manusia lahir dengan sifat atau pembawaan tertentu yang akan menentukan arah perkembangan mereka. Menurut teori ini, perkembangan seseorang ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir, dan pendidikan atau lingkungan tidak dapat mengubah sifat-sifat yang sudah ada. Jika seseorang memiliki bakat baik, dia akan berkembang menjadi individu yang baik, dan sebaliknya.Â
Sementara itu, Teori Konvergensi yang diperkenalkan oleh William Stern, menggabungkan pandangan Empirisme dan Nativisme. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan individu merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Artinya, meskipun seseorang lahir dengan potensi tertentu, lingkungan dan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan potensi tersebut secara optimal. Dengan demikian, teori ini menawarkan pandangan yang lebih seimbang dan komprehensif dibandingkan dua teori sebelumnya.Â
Hereditas memainkan peran besar dalam menentukan karakteristik fisik, kecerdasan, dan temperamen individu, sementara lingkungan mempengaruhi perkembangan melalui pendidikan, interaksi sosial, dan pengalaman hidup. Kedua faktor ini saling melengkapi, di mana potensi bawaan dari faktor genetik membutuhkan lingkungan yang mendukung untuk dapat berkembang sepenuhnya. Misalnya, seorang anak yang memiliki potensi kecerdasan tinggi membutuhkan pendidikan dan rangsangan dari lingkungan agar potensi tersebut dapat berkembang optimal.Â
Secara keseluruhan, perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, baik itu genetik atau lingkungan, melainkan merupakan hasil dari interaksi yang kompleks antara keduanya. Teori Konvergensi menjadi landasan yang paling relevan untuk memahami bagaimana hereditas dan lingkungan berkolaborasi dalam membentuk perkembangan individu. Dalam konteks pendidikan, pemahaman yang menyeluruh mengenai kedua faktor ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H