Krisis Emosional
Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah periode saat seseorang berusia 18--30 tahun merasa tidak memiliki arah, khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Quarter Life Crisis merupakan salah satu fase dalam kehidupan kita menuju fase kehidupan selanjutnya. Perasaan takut dan bingung yang berlebihan, justru membuat kita semakin krisis dan terjebak didalamnya hingga membuat kita tak kuasa untuk melangkah selanjutnya.
Misalnya ketika kita sudah menyelesaikan kewajiban belajar, maka kita sudah dianggap dewasa. Nahh, masa persimpangan antara remaja dan dewasa inilah kita mulai terjebak dalam kebingungan dengan apa yang harus kita usahakan.
Masa ketika kita mulai merasa ragu / ga yakin dan akhirnya hilang arah terhadap masa depan. Muncul perasaan gak pantas, merasa terisolasi, meragukan diri dann takut gagal. Biasanya, Quarter life Crisis terjadi dalam urusan karir, finansial bahkan  relationship yang dialamai oleh 86% orang yang berada di seperempat abad umurnya.
Ada beberapa ciri dari seseorang mengalami Quarter Life Crisis, diantaranya yaitu :
- Merasa tidak cukup baik dan merasa bahwa orang lain akan selalu baik dari diri sendiri
- Membandingkan diri sendiri dengan teman
- Ragu tentang keputusan yang diambil
- Cemas dengan masa depan atau merasa terjebak dan frustasi dengan keadaan yang susah diubah
- Bingung dengan tujuan hidup
- Sulit menentukan apakah harus menjalani hidup sesuai dengan keinginan diri sendiri atau sesuai dengan tuntutan keluarga dan masyarakat
Yass, apalagi kalau bukan usaha mencapai masa depan yang gemilang. Dari sini kita mulai bingung harus melangkah kemana. Baanyak sekali pilihan, belum lagi ketakukan saat membayangkan sebuah kegagalan.
Yang harus kita lakukan adalah meyakinkan diri sendiri dan mulai melakukan sesuatu. Karena memang kita tidak akan mendapatkan apa apa kalo kita tidak memulainya. Ngga perlu berharap lebih pada sesuatu yang baru kita mulai. Nikmati saja proses itu, dan kegagalan ngga akan jadi masalah. Kita butuh bertahan dan berjuang agar semua nggak jadi terlalu berat.
Quarter Life Crisis tidak akan selesai jika hanya diratapi. Hanya meratapinya justru akan membuat kita berkutat pada suatu kebingungan ke kebingungan yang lain.
Sebenarnya wajar jika Anda mengalami Quarter Life Crisis. Namun, ini tidak boleh dianggap remeh, karena bila tidak dihadapi dengan bijak, Quarter Life Crisis bisa berubah menjadi depresi.
Mari berhenti membandingkan diri dengan orang lain karena hanya akan membuang-buang waktu dan membuat diri semakin khawatir. Dari pada memikirkan kehidupan orang lain, lebih baik mencari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup sehingga memiliki tujuan yang jelas
Mari merubah keraguan menjadi tindakan. Memanfaatkan kesempatan untuk menemukan tujuan pasti dan menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
Dan terakhir tidak lupa untuk selalu bersyukur terhadap kenikmatan serta kebaikan yang telah Tuhan berikan, karena sesungguhnya kita sering lupa bahwa nikmat Tuhan lebih banyak dan lebih besar dari pada suatu keaadaan yang tidak menyenangkan menurut kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H