Mohon tunggu...
Faiz Kholidiyah
Faiz Kholidiyah Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Belajar dari Pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mu'allim, Muaddib, Murabbi dan Mursyid

23 November 2018   22:38 Diperbarui: 24 November 2018   13:58 3434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Mu'alim yaitu pengajar yang mencurahkan ilmu pengetahuan untuk anak didiknya. Seorang mu'allim lebih memfokuskan kepada ilmu akal. Sebagai guru yang bersifat mu'allim, isi kandungan pendidikan perlu disampaikan berserta ilmu yang berkaitan dengan nilai-nilai murni dalam proses melahirkan insan bermoral.

Murabbi bermaksud yang lebih luas melebihi tahap mu'allim. Konsep Murabbi merujuk kepada pendidik yang bukan saja mengajarkan sesuatu ilmu tetapi dalam masa yang sama mencoba mendidik rohani, jasmani, fisik dan mental anak didiknya untuk menghayati dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. 

Guru murabbi lebih memfokuskan penghayatan sesuatu ilmu, sekaligus membentuk keperibadian, sikap dan tabiat anak didiknya. Tugas murabbi lebih berlegar di hati. Spiritual Quotient (SQ) dapat dibentuk di dalam diri murid-murid karena pengajaran berbentuk pendidikan jiwa diperkukuhkan dengan memberi kesedaran, keyakinan dan juga melalui amalan.

Mu'addib (Ta'dib) berasal dari perkataan adab yaitu budi pekerti. Mu'addib juga membawa maksud yang hampir kepada istilah mentor. Mu'addib adalah pemupuk adab, akhlak, nilai atau proses pembentukan disiplin. Peranan mu'addib adalah menyiapkan mu'addab yang dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan berat yang diletakkan di atas bahu mereka. Mu'addib mempunyai budi pekerti yang tinggi, membina kecerdasan akal dan jasmani selaras dengan falsafah yang menitik beratkan potensi insan bermoral dan berakhlak mulia secara seimbang.

Mursyid bermaksud seseorang yang pakar dalam memberi petunjuk terutama dalam bidang kerohanian. Mursyid secara istilahnya merupakan mereka yang bertanggungjawab memimpin dan membimbing perjalanan rohani murid untuk sampai kepada Allah SWT dalam proses tarbiah yang teratur. Mursyid bertanggungjawab untuk mengajar dari sudut dhohir (syariat) dan makna (batin). Tugas membentuk kepimpinan insan merupakan tugas yang berat dan perlu dilaksanakan oleh guru.

Perkataan mursyid berasal dari bahasa arab, dari kata irsyada,yaitu memberi petunjuk. Dalam arti kata lain, mursyid berarti seseorang yang pakar dalam memberi petunjuk terutama dalam bidang kerohanian.

Mursyid secara istilahnya (menurut kaum sufi), merupakan mereka yang bertanggungjawab memimpin murid dan membimbing perjalanan rohani murid untuk sampai kepada Allah SWT dalam proses tarbiah yang teratur, dalam bentuk tarekat sufiyah.

Para mursyid dianggap golongan pewaris Nabi SAW dalam bidang pentarbiah umat dan pemurnian jiwa mereka (tazkiyatun nafs), yang mendapat izin irsyad (izin untuk memberi bimbingan kepada manusia) dari para mursyid mereka sebelum mereka, yang mana mereka juga mendapat izin irsyad dari mursyid sebelum mereka dan seterusnya, sehinggalah silsilah izin irsyad tersebut sampai kepada Rasulullah SAW (tanpa terputus turutannya).

Wallahu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun