Desa Sungai Alang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar --- Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, yang dipimpin oleh Jarnuarsih, M.Keb, menggelar edukasi dan pelatihan senam nifas "Otaria" bagi ibu pascapersalinan (ibu nifas) di wilayah Puskesmas Karang Intan 2, Kabupaten Banjar. Kegiatan yang berlangsung sejak April 2024 ini bertujuan untuk membantu ibu nifas mempercepat pemulihan fisik dan psikologis, sekaligus mencegah komplikasi kesehatan, termasuk Baby Blues Syndrome, yang umum dialami ibu setelah melahirkan.
Berdasarkan studi pendahuluan, ibu pascamelahirkan menghadapi banyak tantangan fisik dan psikologis. Program ini memfokuskan pada pemulihan dengan mengajarkan senam nifas, yang dirancang untuk mengurangi stres, mempercepat penyembuhan rahim dan otot perut, memperbaiki postur tubuh, dan membantu mencegah gangguan kesehatan mental. Senam ini juga ditujukan agar ibu nifas dapat melakukan latihan secara mandiri untuk menjaga kebugaran selama masa nifas, yang berlangsung hingga enam minggu setelah persalinan.
Tahapan Program Senam Otaria untuk Pemulihan
Pelaksanaan program dimulai pada April 2024 dengan tahap advokasi, persiapan, dan koordinasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dan Puskesmas Karang Intan 2. Pada Mei 2024, pelatihan khusus diberikan kepada kader kesehatan setempat, bertujuan agar mereka dapat menyosialisasikan senam Otaria kepada ibu nifas di wilayahnya. Pendampingan RTL (Rencana Tindak Lanjut) berlangsung hingga Agustus 2024 untuk memastikan para ibu melakukan senam dengan benar. Akhirnya, tahap evaluasi dilaksanakan pada September 2024 untuk menilai efektivitas pelatihan, dan laporan kegiatan dijadwalkan selesai pada Oktober 2024.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Senam Otaria
Di lokasi kegiatan, yaitu Desa Sungai Alang, Kecamatan Karang Intan, ditemukan bahwa ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas sering menunjukkan gejala seperti pendarahan berlebih hingga lebih dari tiga hari serta peningkatan tinggi fundus uterus (TFU) hingga 13 cm. Sebaliknya, pada ibu yang mengikuti senam nifas, TFU menurun hingga 8 cm, menunjukkan pemulihan yang lebih cepat. Hasil uji statistik atas pengetahuan peserta menunjukkan peningkatan signifikan dari nilai rata-rata pre-test 58,88 menjadi 76,66 pada post-test (p=0,000). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang cukup besar mengenai manfaat senam Otaria.
Manfaat Senam Otaria dalam Proses Involusi dan Pengurangan Stres
Senam nifas Otaria diperkenalkan sebagai metode sederhana namun penting bagi ibu nifas untuk membantu proses involusi uteri, yaitu pengembalian ukuran dan kondisi uterus seperti sebelum hamil. Gerakan dalam senam ini membantu mengurangi risiko perdarahan, meningkatkan relaksasi, dan menurunkan stres dengan merangsang pelepasan hormon endorfin yang dapat menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan peredaran darah.
Melalui kegiatan ini, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin berharap agar para kader kesehatan di Puskesmas Karang Intan 2 dapat terus melanjutkan pendampingan bagi ibu nifas, membantu mereka dalam pemulihan pascapersalinan, serta mencegah berbagai risiko komplikasi melalui edukasi berkelanjutan.