Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bagian dari kurikulum perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang mengadakan kegiatan KKN Tematik (KKNT) gelombang 112 yang ditugaskan di berbagai daerah.
Mahasiswa Unhas yang tengah menjalani KKNT 112 di desa Bontotiro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto bertemakan pengembangan ekonomi kreatif yang terdiri dari Nurul Destriani (Fakultas Teknik), Fitria Ramadhani Syaiful (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan), Anjani Irjayanti Rongrean (Fakultas Teknik), Afriana (Fakultas Ilmu Budaya), Arlei Yulika (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Ananda Putri Juniasrina (Fakultas Pertanian), Muh. Satria Wirabuana (Fakultas Teknik) dan Adri Ashari (Fakultas MIPA) telah melakukan survei desa secara bertahap sejak awal penugasan dan telah menginisiasi berbagai program kerja yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Salah satu program inovatif yang dilaksanakan adalah pembuatan lulur alami berbahan dasar beras, kopi, dan kunyit yang merupakan hasil sumber daya alam desa untuk memanfaatkan potensi lokal. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan produk perawatan kulit yang ramah lingkungan serta memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar desa.
Desa Bontotiro dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, termasuk hasil pertanian seperti beras, kopi, dan kunyit. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Nurul Destriani sebagai penanggung jawab program kerja ini melihat peluang untuk mengangkat nilai ekonomi bahan-bahan tersebut dengan cara mengolahnya menjadi produk perawatan kulit alami, yaitu lulur.
Sosialisasi ini diadakan bersama seluruh masyarakat desa Bontotiro yang dikhususkan untuk para remaja yang memiliki antusias luar biasa terhadap kecantikan dan perawatan diri. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya presentasi mengenai manfaat lulur bagi kecantikan juga manfaatnya dalam pengembangan ekonomi kreatif desa. Selanjutnya dilakukan pelatihan proses pembuatan lulur organik, proses pembuatan lulur ini terbilang mudah. Cukup dengan blender halus beras lalu masukkan kunyit dan kopi dan campurkan semua bahan. Mahasiswa juga memberikan edukasi tentang cara penggunaan lulur yaitu cukup campurkan lulur dengan susu cair atau air mawar ataupun air biasa lalu didiamkan selama 10-15 menit kemudian dibilas hingga bersih.
Program lulur alami berbahan dasar beras, kopi, dan kunyit ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN yang telah membantu mengembangkan potensi desa dan memberikan solusi praktis dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H