Mohon tunggu...
noor johan
noor johan Mohon Tunggu... Jurnalis - Foto Pak Harto

pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kawilarang Tidak Pernah Menampar Soeharto

24 April 2020   19:30 Diperbarui: 24 April 2020   19:28 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditampar Tanpa Sebab?                                                                                                                                                                                                 Dalam tulisan berjudul "Sosok Ini Berani Tampar Soeharto Saat Masih Prajurit, Begini Nasibnya Saat Pak Harto Jadi Presiden" ditayang di TribunBatam.id tanggal 20 April 2020, artikel yang telah tayang di sripoku.com berjudul "Sosok Alex Kawilarang Satu-satunya Prajurit TNI Pernah Tampar Presiden Soeharto", adalah tulisan yang tidak akurat dan tidak kredibel.

Disebutkan dalam tulisan di atas; "Penempelengan tersebut terjadi Ketika Kawilarang menjabat sebagai Panglima selaku atasan dari Letkol Soeharto. Pada 1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan Teritorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makasar."

Dalam buku AE Kawilarang---Untuk Sang Merah Putih, ditulis Ramadha KH, halaman 219 ditulis; "Pada bulan September (1950) seluruh pasukan ekspedisi Brigade Garuda Mataram dipimpin Letnan Kolonel Soeharto Kembali ke Jawa Tengah, karena memang tugasnya rampung sudah." Bagaimana mungkin menyebut peristiwa penamparan itu pada September 1951?          

Dituliskan ketika pemberontakan PRRI/Permesta meletus, Kawilarang yang pada waktu Atase Militer di Amerika mengundurkan diri, dan kemudian bergabung dengan PRRI/Permesta. Setelah pemberontakan itu dapat ditumpas, melalui Keppres 322/1961, nama baik Kawilarang dipulihkan akan tetapi pangkatnya diturunkan dalam dinas TNI menjadi Kolonel Purnawirawan.

Kawilarang yang sebelum menjadi Atase Militer di Amerika adalah Panglima TT III Siliwangi, pangkatnya adalah Kolonel. Pada waktu itu yang menyandang pangkat Jenderal hanya KSAD AH Nasution. Jadi tidak betul pangkat Kawilarang sebagai Kolonel Purnawirawan itu karena diturunkan pangkatnya.                   Ditampar Kata Sri Bintang?                                                                                                                                                                                           Dalam tulisan di tirto.id berjudul "Alex Kawilarang: Perintis Kopassus yang Menampar Soeharto", oleh Agung DH,  editor Ign. L Adhi Bhaskara, tanggal 6 Juni 2019, ditulis; "Ketika Alex menemui presiden, pada 5 Agustus, ternyata markas Soeharto di Makassar diserang pasukan Andi Azis. Pasukan Soeharto kocar-kacir. Hal inilah yang membuat Kawilarang naik pitam. Menurut Sri Bintang Pamungkas dalam "Ganti Rezim Ganti Sistem---Pergulatan Menguasai Nusantara (2014), Alex Kawilarang sempat menampar Soeharto.

Ternyata tulisan ini mencomot dari tulisan Sri Bintang Pamungkas. Apa kapasitas Sri Bintang dalam sejarah hingga tulisannya layak dikutip? Apakah Sri Bintang sejarawan?

"Anonim" Menjadi Sumber David Jenkins                                                                                                                                                                     Mengenai isu penamparan ini ditulis oleh wartawan senior yang menjunjung tinggi kaidah jurnalistik, chek and rechek, cover both sides,  sekaligus sebagai penulis sejarah, yakni Hendi Johari---di HistoriA menulis; "Mesteri Penamparan Soeharto."

Pada judul penulis masih menganggap sebagai misteri, bukan sebagai fakta. Dalam penelusurannya, Hendi yang hadir dalam peluncuran buku "Indonesia Memasuki Milenium III: Gagasan dan Pemikiran Edi Sudrajat", di Gedung Maggala Wanabakti, ia bertemu dengan Kawilarang dan menanyakan tentang "misteri penamparan" itu. "Kamu dapat berita itu dari mana?", tanya Kawilarang. Tanpa menunggu jawaban, Kawilarang langsung ngeloyor.

Hendi juga sempat menanyakan pada Aloysius Sugianto, mantan ajudan Letnan Kolonel Slamet Riyadi, yang pada Agustus 1950 bertemu dengan Kawilarang dan Soeharto, saat singgah di Makassar dalam tugas menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Aloysius menyaksikan prajurit Brigade Garuda Mataram hendak Kembali ke Jawa, membawa banyak barang yang diduga hasil rampasan perang, di Pelabuhan Makssar. "Yang saya tahu, soal barang-barang itu, Kolonel Kawilarang sempat merasa tidak suka dan menegur keras Pak Harto", ujar Aloysius.

Kepada David Jenkins, penulis buku Soeharto and His Generals: Indonesian Military Politics, 1975-1983, dialihbahasakan menjadi Soeharto & Barisan Jenderal Orba, Rezim Militer Indonesia, 1975-1983---Kawilarang pernah menegur Soeharto namun tidak sampai melakukan penamparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun