Mohon tunggu...
Hans Binoni
Hans Binoni Mohon Tunggu... Pelaut - Seputar Kelautan dan Perkapalan

Mengulas informasi kejadian - kejadian kemaritiman di seluruh dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kita adalah Sang Pemenang

10 Desember 2020   11:24 Diperbarui: 10 Desember 2020   11:36 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan aku adalah salah satu Wanita yang dulu merasakan betapa tidak adilnya dunia ini, karena kehilangan penglihatan sejak remaja akibat kecelakaan sepeda motor. Hidupku merasakan hampa, tidak ada gunanya lagi aku hidup didunia ini. Aku frustasi tak bisa mengikuti ujian akhir sekolah dan merasa masa depanku suram. Tiap malam aku menangisi kehidupanku yang tiada artinya lagi.

Aku memutuskan untuk bunuh diri. Segala cara aku coba untuk mengakhiri hidupku, namun ajal tak juga menjemputku. Bahkan sesekali aku menyangkal Tuhan " kenapa kau biarkan aku tersiksa seperti ini Tuhan ? Apa yang kau mau Tuhan?"

Aku pernah mencoba menabrakkan diri ke kereta api, menyebrang di jalan raya, dan meminum racun. Namun, setiap kali aku mencoba bunuh diri, selalu saja ada orang yang berhasil menyelamatkan diriku. 

" Aku depresi. Biasanya bisa melihat, bisa kemana-mana, terus tiba- tiba sekarang aku nggak bisa ngapa-ngapain. Apalagi waktu itu Aku masih kelas 3 SMA, masih senang kumpul dan main bersama teman," ujar Aku.

Aku Perempuan kelahiran Bandung, 48 tahun lalu itu. Tapi aku masih merasa sangat beruntung karna dimasa - masa kesulitan dan depresiku, ternyata masih ada keluarga teman - temanku yang selalu hadir memberikan support dan selalu disamping aku. Akhirnya aku memilih bangkit dengan dorongan keluarga, teman, dan orang-orang terdekatnya. Aku memutuskan untuk tinggal di sebuah yayasan khusus tuna netra di Bandung. 

Aku meneruskan pendidikan dan berhasil menyelesaikan program sarjana. Aku menjadi perempuan tuna netra pertama di Indonesia yang meraih gelar doktor dari salah satu Universitas ternama di Bandung. Dengan spesialisasi di bidang pendidikan luar sekolah, kini aku menjadi dosen tetap. " Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Untung saya dulu selalu gagal bunuh diri ternyata ada hikmah di balik semua itu."

Tuhan tidak akan membiarkan umatnya larut dalam kesengsaraan, kesulitan dan selalu memberikan jalan yang terbaik, bahkan akan indah pada waktunya.

Aku yang telah menikah dan memiliki dua anak, kini nyaris tak mengalami kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Aku bisa mencapai lantai dua di gedung tempatku mengajar dengan menaiki tangga tanpa bantuan, dan juga mampu mengenali keberadaan mahasiswanya di kelas meski aku tak bisa melihat wajah mereka satu per satu.

"Seperti orang tuna netra pada umumnya, saya diberkahi dengan perasaan yang tajam. Saat mengajar, misalnya ada mahasiswa bolos, tiba-tiba saya menanyakan namanya di depan kelas."

Kini aku selalu mengajarkan dan memberikan motivasi kepada setiap orang yang mengalami kondisi seperti aku ( disabilitas ), " bahwa kita tidak perlu malu, minder, terisolir, terkucilkan di depan mata orang, tapi kita harus tunjukkan bahwa kita adalah Sang Pemenang dan berguna untuk banyak orang banyak."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun