Sampai saat ini, masih banyak konsumen yang mengeluhkan adanya biaya tambahan (surcharge) saat belanja menggunakan kartu kredit. Padahal, pengenaan biaya tambahan dalam transaksi nontunai itu sudah dilarang oleh Bank Indonesia (BI) sejak sembilan tahun lalu atau sejak 2009.
Di Twitter, seorang konsumen bernama Wisnu Darjono mengaku selalu dikenakan biaya tambahan 3% di banyak transaksi dengan kartu kredit.
Di banyak transaksi yang Saya lakukan di Indonesia (menggunakan credit card), Saya dikenakan biaya tambahan 3%.
Dengan debit, apalagi untuk transaksi besar, apa penjual mau rugi?
Siapa yang akan tanggung biaya ini?
Buat apa kampanye cashless?--- Wisnu Darjono (@wdtu) 2 April 2018
NONTUNAI.com juga masih mengalaminya, yaitu saat bertransaksi di toko resmi Dunlop yang berlokasi di Arteri Pondok Indah. Bahkan kasir toko itu meminta NONTUNAI.com untuk melaporkan masalah ini ke Bank Indonesia agar perusahaannya menghapus kebijakan surcharge 3% di tokonya.
"Laporkan saja mas. Banyak konsumen yang mengeluhkan. Kalau dilaporkan mungkin kebijakannya akan berubah," kata si kasir, beberapa waktu lalu.
Mengapa hal itu masih terjadi? Jawabannya karena penggunaan mesin EDC untuk gesek kartu kredit tidaklah gratis.
Merchant atau pedagang yang menggunakan EDC di tokonya menanggung biaya merchant discount rate (MDR), yaitu tarif yang dipotong langsung untuk setiap transaksi menggunakan electronic data captured (EDC) milik bank.
Besaran MDR bervariasi antara 1-3 persen. Tapi ke depan, Bank Indonesia sedang mengupayakan agar tarif penggunaan EDC tidak lebih dari 1 persen.
Proses "Surcharge"
Misalnya, seorang konsumen membayar belanjaan sebesar Rp 500.000 menggunakan kartu kredit. Setiap kali gesek kartu kredit, merchant dikenakan biaya MDR sebesar 3% oleh pihak acquirer, sehingga dana yang masuk ke rekening bank si pedagang hanya Rp 485.000.
Itulah sebabnya, kasir membebankan biaya MDR ini ke konsumen dan menyebutnya sebagai surcharge atau biaya tambahan gesek kartu. Walhasil, sebelum menggesek kartu kredit, kasir akan bertanya dulu ke konsumen apakah bersedia dikenakan biaya tambahan sebesar 3%. Pada umumnya konsumen setuju karena tidak ada pilihan lain.