Mohon tunggu...
Nonny Sulistiany
Nonny Sulistiany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Ramah Lingkungan: Peran Masyarakat dalam Menciptakan Pemukiman Berkelanjutan

29 Oktober 2024   15:29 Diperbarui: 2 November 2024   19:35 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sustainable Development Goal

Sustainable Development Goal 11 (SDG 11) Sustainable Cities and Communities berfokus pada penciptaan kota dan permukiman yang berkelanjutan. Tujuan ini bertujuan untuk menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.  Dalam rangka mencapai tujuan kota dan permukiman yang berkelanjutan pada tahun 2030, melalui RAN TPB ditetapkan 10 target nasional. Target-target tersebut antara lain meliputi pembangunan kota yang terpadu, infrastruktur dan pelayanan perkotaan, serta risiko bencana dan perubahan iklim di perkotaan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah.

Dengan semakin meningkatnya urbanisasi, di mana lebih dari setengah populasi dunia kini tinggal di kota, penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ini tidak hanya berkelanjutan tetapi juga memberikan kualitas hidup yang baik bagi semua penduduk. Kota yang berkelanjutan tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berperan penting dalam pengurangan kemiskinan, peningkatan kesehatan, dan perlindungan lingkungan. Dengan mengelola ruang perkotaan secara efektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Urgensi Peran Masyarakat dalam Menciptakan Kota dan Pemukiman Berkelanjutan

Peran masyarakat dalam menciptakan kota dan pemukiman berkelanjutan sangat penting, mengingat bahwa keberhasilan pembangunan berkelanjutan tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif dari masyarakat. Masyarakat    memiliki pengetahuan lokal yang mendalam tentang kebutuhan dan tantangan yang dihadapi di lingkungan mereka, sehingga keterlibatan mereka dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan dapat menghasilkan solusi yang lebih relevan dan efektif.

Menurut The Community Development Reader oleh James DeFilippis dan Susan Saegert, keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab bersama terhadap keberlanjutan, memperkuat rasa memiliki, serta menciptakan hubungan yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lokal. Selain itu, keterlibatan masyarakat mengoptimalkan sumber daya lokal dan inovasi berbasis komunitas yang penting untuk mengatasi tantangan lingkungan dan sosial di tingkat perkotaan.

Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat dari pembangunan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berkontribusi dalam menciptakan kota yang inklusif, aman, dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs 11 yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kota dan pemukiman yang berkelanjutan pada tahun 2030.

Peran Masyarakat dalam Menciptakan Pemukiman Berkelanjutan

Dalam hal perencanaan kota dan pemukiman berkelanjutan, masyarakat berperan penting melalui partisipasi dalam kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), di mana masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan kebutuhan. Hal ini memastikan bahwa rencana pembangunan daerah mempertimbangkan karakteristik lokal dan kebutuhan masyarakat, termasuk fasilitas publik dan ruang hijau. Peran nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menciptakan pemukiman berkelanjutan, antara lain:

  • Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)

KLA mengedepankan pemenuhan hak-hak anak dan mendukung lingkungan ramah anak di tingkat kota atau kabupaten. Dalam menciptakan Kota Layak Anak, masyarakat memiliki peran signifikan, mulai dari partisipasi dalam pengambilan keputusan hingga tahap pelaksanaan program di tingkat komunitas. Misalnya, masyarakat dapat terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) untuk memastikan bahwa kebutuhan fasilitas publik seperti taman bermain, perpustakaan umum, dan jalur aman bagi anak-anak diakomodasi dalam rencana tata kota. Selain itu, masyarakat mendukung pengelolaan lingkungan, seperti memilah sampah dan mendukung program daur ulang. Contohnya di Bandung, program KLA juga memfasilitasi pengelolaan sampah ramah lingkungan di taman bermain untuk mengajarkan anak dan masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan pelestarian lingkungan.

  • Sahabat Setara

Sahabat Setara merupakan salah satu upaya KemenPPPA untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesetaraan gender dan perlindungan anak. Peran masyarakat dapat mencakup dalam meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender dan hak anak melalui edukasi, serta terlibat dalam perencanaan fasilitas umum melalui musyawarah. Dukungan sosial yang mereka berikan kepada keluarga dan individu turut menciptakan lingkungan aman bagi perempuan dan anak, serta mendukung pemukiman yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui partisipasi aktif ini, masyarakat berkontribusi pada pemukiman ramah semua usia yang menjunjung kesetaraan dan perlindungan anak.

  • Sekolah Lansia

Terakhir terdapat peran masyarakat khususnya pada lansia dalam menciptakan pemukiman berkelanjutan yakni adanya pendirian sekolah lansia yang diselenggarakan dalam RPTRA Matahari yang berlokasi di Rawasari Barat Cempaka Putih merupakan salah satu wujud nyata peran masyarakat dengan inovasi edukasi yang berperan penting dalam upaya menciptakan pemukiman yang inklusif, aman, dan berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 11. Program sekolah lansia ini tidak hanya berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan para lansia, tetapi juga mendorong peran aktif mereka dalam lingkungan sekitar, dengan memberikan ruang bagi lansia untuk belajar, berkembang, dan berinteraksi. Secara garis besar sekolah lansia ini berkontribusi pada perbaikan kualitas hidup, kesehatan, keterampilan sosial, keterampilan finansial, keterampilan teknologi, keagamaan, budaya, yang menjadi salah satu indikator penting dari pemukiman berkelanjutan. Selain itu, keterlibatan aktif dalam sekolah lansia menunjukkan bagaimana peran masyarakat, terutama para lansia, dapat menciptakan dampak positif terhadap lingkungan dan kemampuan bermasyarakat.

Sustainable Development Goal 11 (SDG 11) bertujuan menciptakan kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan, dengan dukungan dari kebijakan dan program nasional, termasuk partisipasi aktif masyarakat. Dalam mencapai tujuan ini, masyarakat memiliki peran penting, baik melalui pengelolaan lingkungan, pendidikan dan kesadaran gender, maupun keterlibatan dalam perencanaan fasilitas publik. Contoh nyata kontribusi masyarakat terlihat pada program seperti Kabupaten/Kota Layak Anak, Sahabat Setara, dan Sekolah Lansia, yang mempromosikan lingkungan ramah anak, kesetaraan gender, serta kualitas hidup lansia. Dengan partisipasi aktif ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat pembangunan tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi dalam menciptakan pemukiman yang berkelanjutan dan berkualitas bagi semua usia, selaras dengan target SDG 11 untuk tahun 2030.

Disusun Oleh : Citra Setya Rahmansyah, Diva Alifia, Haura Maghfirli, Nonny Sulistiany, Rizki Satriyo Primayoga, Saufi Sani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun