Alhamdulillah, tuntas sudah pekerjaanku di dapur. Masak teri Medan pedes, telor dadar dan pecel -- wortel, tauge dan sawi putih. Nggak ketinggalan jagung kukus -- snack kesukaan suami tercinta. Lanjut cuci piring dan bersih-bersih. Sekarang sudah di teras, nemenin suamiku berjemur sambil ngobrol ngalor-ngidul.
Terdengar lagu "What's a Wonderfull World" dari nada dering handphone aku. Ternyata dari teman lama yang tinggal di Bandung, anak pertamanya -- Ali adalah sahabat anak bungsuku ketika kami tinggal di Bandung.
"Assalamualaikum, Mam. Di Yogya atau di Jakarta? Abdi di Jakarta, lhoo." Abdi artinya "saya" dalam Bahasa Sunda.
Waktu kami tinggal di Bandung, ibu-ibu di sekolah biasa memanggil dengan sebutan "Mam" dan diikuti dengan nama anak yang sekolah di situ. Waktu kami tinggal di Bandung, cuma anak lanang yang ikut pindah sekolah sejak kelas 6 SD, sedangan anak gadis sudah merantau ke Yogya. Di sekolah anak lanang, aku dipanggil dengan sebutan "Mam Lanang". Jarang ada yang tahu nama asli aku, kecuali kami sudah akrab banget.
Bisa dibayangkan kalau punya empat orang anak dan semuanya sekolah di sini. Aku harus hapalkan semua nama anaknya beserta kelasnya, biar nggak salah alamat dengan Mam lainnya. Lucu juga yaaa... Hehehee...
Seneng banget denger suara Mam Ali yang lembut dan menenangkan. "Apa khabar, Mam? Meni sono'o udah lama nggak ketemu." Sono'o artinya "rindu atau kangen" dalam Bahasa Sunda. Sudah lama kami nggak berjumpa, dulu biasa ikut kajian dan kelas tahsin bersama. Minimal jumpa Mam Ali 3 x dalam sepekan.
Setelah ngobrol sebentar bertukar khabar, Mam Ali menutup telepon dan berjanji Insyaa Allah bakda Dzuhur akan mampir ke rumah kami.
Anganku langsung melayang membayangkan kota Bandung. Nggak kerasa ternyata udah lama kami nggak main ke Bandung, terakhir ke sana tanggal 28 sd 30 Juni 2024. Waktu itu anak lanang masih libur semesteran di Jakarta, tapi anak gadis sudah pulang ke Yogya karena ada kerjaan yang menanti.
Suamiku pengen banget nostalgia ke Bandung, katanya pengen menikmati suasana pagi di Braga. Akhirnya aku, suamiku dan anak lanang berangkat naik mobil dari Jakarta, sedangkan anak gadis naik sepur langsung dari Yogya.Â
Kami berempat bertemu di Jalan Braga, salah satu jalan ikonik di kota Bandung. Nginep dua malam di salah satu hotel di Jalan Braga, jalan-jalan dan kulineran di sekitar Braga dan Jl Riau -- napak tilas jajanan yang dulu sering kami datangi.Â
Kapan kita ke Bandung lagi? Kangen, euuyy...