Mohon tunggu...
Nonk Mardjono
Nonk Mardjono Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Tertarik masalah pendidikan, kesehatan, keluarga, wisata, kuliner, kebudayaan dan lain-lain. Mencoba menulis cerita fiksi, mudah-mudahan segera terwujud. Aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Branding

5 November 2024   15:32 Diperbarui: 5 November 2024   18:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suamiku seneng banget makan roti. Mulai dari roti jadul merk Lauw yang legendaris dengan roti gambangnya, sampe roti kekinian yang sekarang banyak bermunculan. Kadang anak gadisku juga coba bikinin roti di rumah. 

Uplek..uplekkk...uplek. Bentuk adonan bulat-bulat, isi dengan coklat, keju atau biarin kosong saja tanpa isi. Masukin loyang yang sudah diolesi mentega, kemudian baked di oven. Jadi dech roti sobek kesukaan. Langsung saja disantap anget-anget sambil minum kopi atau coklat panas. Pasti rotinya ludes tak bersisa...

Ada dua kedai roti di pinggir jalan Margonda Raya -- Depok yang sangat menarik perhatianku, karena namanya yang unik. Aku belum sempet mampir, karena jadwal lewat ke sana nggak pernah pas dengan jadwal buka kedai. Lokasinya di sisi kiri Jl Margonda Raya jika datang dari arah Lenteng Agung. Yang satu terletak di sekitaran RS Bunda Margonda -- buka pukul 10.00 WIB. Sedangkan kedai yang satu di dekat lampu lalu lintas pertigaan Margonda dan Jl Juanda -- buka pukul 07.00 WIB. Namanya: Roti Dingin dan Roti Panas -- sangat berlawanan. Menarik banget, khan? Gimana aku nggak penasaran pengen ngicipin rotinya?

Hari ini aku berencana ke Depok dan akan mampir kedai roti yang bikin penasaran itu. Sekitar pukul 07.05 aku sudah sampai di kedai Roti Panas. Kedainya kecil dan sederhana, cuma berupa tenda dan meja lipat yang di atasnya ada etalase kaca. Dilengkapi juga dengan oven tangkring sederhana -- oven yang ditaruh di atas kompor, bukan oven modern. Mereka menyediakan roti sobek dengan ukuran roti sobek pada umumnya -- kira-kira ukuran loyang 20 x 10 cm dan tebal 15 cm. Harga berkisar Rp20rb sd Rp25rb, tergantung isinya -- coklat, sarikaya atau keju. 

Aku beli semua variance masing-masing 1 loyang, untuk dimakan di mobil dan untuk oleh-oleh. Rotinya lembut, enak, masih panas karena fresh from the oven. Selai sarikayanya maknyuss dan unik karena buatan sendiri. Pas banget menikmati Roti Panas untuk sarapan dengan ditemani kopi hitam. Mantab!

Siangnya sekitar pukul 12.00-an setelah urusan di Depok selesai, aku meluncur berkendara pulang. Sengaja berputar arah di UI, balik lagi ke arah Depok untuk mampir kedai Roti Dingin. 

Kedai rotinya berupa container kekinian, menyajikan roti dengan isi es krim yang segar dan lezat. Rasa manis es krim berpadu dengan lembutnya roti, memberi sensasi yang menggugah selera. Variance-nya banyak -- ada isi keju, strawberry, coklat, caramel, matcha dan lain-lain. Harga Rp75 ribu per box isi 6 pcs dan Rp140 ribu per box isi 12 pcs. Bisa juga beli satuan dengan harga Rp14 ribu. Cocok dinikmati di siang hari yang panas. 

Aku beli 1 box Roti Dingin all variance - yang isinya 6 pcs. Mantab!

Rasa penasaranku dengan Roti Panas dan Roti Dingin sudah terobati. Ternyata diberi nama Roti Panas karena rotinya fresh from the oven. Dan diberi nama Roti Dingin karena rotinya berisi es krim.

Aku baru tersadar, inilah kehebatan branding!

Menurut Philip Kotler -- professor pemasaran dari Amerika, pengertian branding adalah pemberian nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari kesemuanya, yang dibuat dengan tujuan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing.

Sedangkan menurut Tom Goodwin, branding adalah pola kemiripan, makna, kesukaan dan kepastian mutu yang ada dalam benak konsumen. Branding sangat penting karena membedakan kita dengan pesaing dan menjelaskan apa yang menjadi penawaran terbaik kita dibandingkan perusahaan lain.

Branding tidak hanya untuk Perusahaan atau dagangan saja, personal branding juga penting, lho.

Menurut Lair, Sullivan & Cheney --  personal branding adalah suatu proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap diri seseorang yang dipandang sebagai merek atau brand oleh target market.

Teringat celetukan yang pernah aku dengar mengenai personal branding:

"Level tertinggi Personal Branding adalah ketika teman-temanmu mengira kamu nggak pernah susah, nggak pernah sedih, nggak pernah banyak pikiran dan selalu banyak uang. Itu artinya, branding-mu sukses!"

Hehehee, bisa ajaaa...

Jakarta, 4 November 2024

-nonk-

#KMJCA

#challenge30harimenulisdiary

#D4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun