Mohon tunggu...
Noni Pertiwi
Noni Pertiwi Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta. Mencoba mencintai Indonesia dengan cara yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mantap, Bu Ani Akhirnya Meminta Maaf

23 Januari 2014   14:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 2568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang menggerakkan  hati saya, sepulang kerja kok tiba-tiba ingin iseng menjenguk akun Instagram Ibu Ani Yudhoyono yang kesohor itu.  Padahal saya jarang sekali mengunjungi akun ini, bahkan ini baru kali yang kedua. Kunjungan yang pertama terjadi beberapa bulan yang lalu ketika saya lagi cari bahan tulisan tentang Bu Ani.

Ada yang sangat menarik perhatian saya dari postingan Bu Ani hari ini (Tgl 22 Januari 2014), bukan tampilan foto bunga kaca piring yang memang bagus, tapi caption foto tersebut yang berisi permintaan maaf Bu Ani kepada followernya.

Saya mengucapkan terima kasih atas dorongan semangat dan interaksi para followers di akun saya ini. Jika selama ini ada kata-kata saya yang mungkin menyinggung perasaan sebagian followers, atau kurang berkenan, saya mohon maaf. Mari terus berbagi cerita dan memori melalui foto-foto di Instagram

Wow mantap. Permintaan maaf yang ditunggu-tunggu ini akhirnya muncul juga.

Kita tentu selayaknya mengapresiasi jiwa besar Bu Ani, karena menyampaikan permintaan maaf itu bukan perkara yang gampang, bahkan bagi sebagian orang adalah perkara yang sangat sulit, meskipun semua orang juga tahu kalau “apology is a key to peace” . Permintaan maaf itu bikin damai, bikin masalah tuntas, apakah itu masalah perorangan, masalah kelompok, bahkan masalah Internasional.

Lalu kenapa kita sering sekali sulit untuk meminta maaf ? Karena meminta maaf itu sejatinya pengakuan akan kesalahan yang kita perbuat. Secara naluri, ego kita akan menentang hal itu. Dengan meminta maaf seolah olah terlihat kita lemah, tidak berdaya dan memalukan dan....yang paling ditakutkan kita seolah-olah terlihat bodoh !. Jadi meminta maaf membutuhkan usaha keras untuk melawan ego kita, butuh berkorban, butuh merendahkan diri dan butuh berbesar hati.

Ketakutan-ketakutan seperti itu membuat kita sulit untuk meminta maaf. Atau kalaupun akhirnya meminta maaf sering kali terkesan dilakukan dengan terpaksa atau kurang ikhlas, sehingga muncul permintaan maaf setengah-setengah, seperti “Oke deh aku minta maaf”. Atau permintaan maaf itu dibumbuhi dengan berbagai excuses, seperti “Saya minta maaf, tapi.....bla. bla..bla” sambil menyampaikan pembenaran tentang kesalahan kita. Memang, excuses will ruin apologies.

Kembali ke soal Bu Ani. Menyimak pernyataan maaf Bu Ani di atas, kita bisa melihat kalau permintaan maaf itu cukup tulus, tidak basa-basi, karena disampaikan dengan lugas dan tidak terlihat ada exuses, Meskipun akan lebih greng kalau beliau menambahkan kata-kata yang menyatakan kalau beliau berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi kesalahan tsb.

Meskipun permintaan maaf Bu Ani bersifat umum, tidak spesifik menyebutkan apa permasalahannya, kita bisa memastikan kalau masalah ini berawal dari komentar-komentar Bu Ani yang terkesan emosional dan kurang terkontrol dalm menanggapi beberapa komentar followernya yang agak provokatif. Kita tentu masih ingat penggunaan kata “bodoh” oleh Bu Ani ketika menanggapi komentar Erie Prasetyo atau tanggapan yang tidak simpatik terhadap beberapa follower yang menyentil baju panjang Ibas dan baby sitter cucunya.

Saat itu, tanggapan Bu Ani yang unbelievable tersebut tentu saja menuai kecaman dari berbagai kalangan netizen sehingga persoalannya akhirnya menghebohkan jagad maya. Saat itu, Sayapun merasa geram, gemes, pokoknya merasa sangat terganggu deh dengan tanggapan-tanggapan seperti itu, apalagi Bu Ani kan seorang first lady, yang tentunya diharapkan menjadi teladan anak bangsa. Saking gemesnya, sayapun, kompasianer yang males nulis ini, ikut-ikutan terangsang untuk menulis tentang isu tsb, sambil menyinggung keyakinan saya kalau suatu saat beliau pasti akan meminta maaf.

Akhirnya saya dan pastinya sebagian besar netizen merasa plong dan lega setelah bu Ani menyadari kekeliruannya dan akhirnya meminta maaf.  No body is perfect. Every body makes mistakes at some point. Ya kan? Oleh karena itu, saya, mewakili kompasianer...eh mewakili diri-sendiri ding, dengan tulus dan tanpa syarat menerima permintaan maaf tersebut.

Salam.

Artikel terkait

Ibu Ani (Tidak Jadi) Memeluk Erie Prasetyo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun