Aku kehabisan cara  agar kau membenciku, agar mrnjadi ringan langkah kepergianku. . Labirin menujunya tak ketemukan. Semua buntu. Aku kalah. Selalu kalah.Â
Memang, aku tak pernah merasa kita bisa seirama. Langkahmu yang tegap, cepat berderap, bagaimana mungkin aku akan sanggup menjajari dengan langkah-langkah kecilku  yang tertatih.
Kau tahu, karena kau memahami rintihan sakitku.  Tagihlah janjiku di keabadian nanti. Akan kumohonkan pada Sang Maha Pemilikku untuk  menunaikannya. Dia mencintaimu dan Yang Paling mencintaimu. .Â
Cukuplah aku menjadi bianglala di lengkung cahayamu. Dekat yang tak terjangkau. Indah yang tak mungkin, kemudian hilang , sirna tanpa jejak terkenang...
Terimakasih untuk keindahan singkatku oleh biasmu.###
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H