Mohon tunggu...
Kinanti
Kinanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Only Him knows the reason I met you. I want nothing eccept for crying although I really hate it the most

Every one is unique. No one can compare each other. We just should respect others whatever of ours.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Masalah Beda Selera antara Kita

4 Oktober 2020   02:55 Diperbarui: 4 Oktober 2020   03:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhanku, terima kasih untuk inginku yang tidak Kau tunaikan. Andai Kau tunaikan segala ingin, barangkali hawa nafsuku akan merasa bahagia dan selalu menang, makin tak pernah terpuaskan. 

Segala inginku apalah artinya dibanding inginMu? InginMu adalah terindah, bagaimana mungkin aku tak bahagia. Aku tak peduli pandangan manusia atas diriku, selagi agungnya cintaMu yang tak pernah layu, abadi sepanjang masa membersamaiku selalu, tak pernah pergi walau sekelip mata.

Hai apa kabarmu. Bukankah semua inginmu telah terwujud, berhentilah menyinyiriku , sayang. Bukankah kamu yang meninggalkanku ketika itu, ketika aku kehilangan sandaran, limbung di awang awang, menangis sendirian, terjepit kedzaliman, saat itu aku menjadikanmu satu satunya harapan, hingga aku pun menemukanNya mengulurkan keagungan KasihNya, dan Dia tak pernah membuatku sedih lagi. 

Dia yang Pemaaf dan mencintai siapapun yang mohon maaf. Dia kebaikannya Terbaik. Dia yang membuatku tak lagi merasa ketakutan , selalu membersamaiku, tak pernah meninggalkanku .

Aku tetap menyayangimu, itu janjiku, Aku tetap mencintaimu, itu janjiku, dan doa doa kebaikan  tetap ada untukmu. InsyaAllah selalu, dan selamanya. Semoga Engkau terjagakan oleh doa-doaku, semoga kelak ada pertemuan jika Dia mempertemukan. JanjiNya, bahwa seseorang akan bersama yang dicintainya. Asal ada takwa, ada hawa nafsu yang ditundukkan , agar hati bahagia dalam takwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun