“Aku tipe orang yang tidak cepat puas, selalu mau belajar, sampai usiaku sekarang aku tetap terus belajar untuk menjadi yang terbaik,” ucap pria berusia 24 tahun ini.
From Zero to Be Hero itulah istilah yang cocok menggambarkan perjalanan karier seorang yang bernama Melki Jemmy Neolaka atau yang akrab di sapa Jemmy “Praginagong”. Jemmy merupakan seorang spesialis koreografer muda yang sampai sekarang masih terjun ke dalam dunia entertain sebagai pencipta seni tari professional diberbagai event. Tidak ada yang menyangka, perjalanan yang ia lalui sampai di nobatkan sebagai The Best Koreografer Terbaik Tahun 2011 tidaklah mudah, banyak tantangan yang harus ia hadapi.
Dahulu ia tidak mengira bahwa perjalanan hidupnya berada dalam dunia seni tari, karena ia mengkau awalnya tidak bisa menari bahkan tidak mampu menciptakan koreogarfi sendiri. “Dulu aku tidak bisa menari sama sekali, kaku dan banyak sekali saingan yang bagus-bagus sejak zaman ISI (Institut Seni Indonesia), lalu aku berdoa sama Tuhan untuk menunjukkan pilihan mana yang terbaik buat aku,” ucap Jemmy saat ditemui di acara ulang tahun sebuah instansi di Grand Pasifik Hall Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.
Dari pihak orang tua pun tidak menyetujui Jemmy untuk masuk di ISI jurusan seni tari, dan ia pun menyadari orang tuanya bahwa menari bukanlah hanya sekedar hobi melainkan profesi hidup dengan ia berjuang dan berusaha keras menjadi penari yang hebat sampai saat ini. Dunia tari merupakan ladang yang disediakan Tuhan bagi Jemmy untuk menjalani karier dalam hidupnya.
“Buktinya semester 3 dan 4 nilaiku semakin bagus, aku nyaman dengan teman-teman dan dengan dosenku juga, akhirnya aku semakin yakin ini memang sudah jalan hidupku, berarti ini yang terbaik,” tuturnya sambil tersenyum.
Tahun 2004 sampai sekarang tahun 2011, banyak prestasi yang ia raih, mulai dari prestasi yang ia raih di bangku kuliah sebagai mahasiswa berprestasi di ISI, lulus dengan predikat IPK Cumlaude. Pernah berkolaborasi dengan Didik Nini Towok, mengkaryakan koreografi dari berbagai daerah, pemerintah dan pernah menjadi atlet dansa perwakilan dari Kalimantan Timur. Namun, prestasi yang paling fenomenal yang pernah ia raih yaitu Jemmy Neolaka di nobatkan sebagai The Best Koreografer 2011 dari 33 provinsi di tanah air. Parade seni tari tersebut digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta dan dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan yang menyerahkan piala langsungpadanya. Saat itu Jemmy mewakili provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur), dan saat yang bersamaan untuk pertama kalinya provinsi NTT menjadi juara umum di ajang tersebut. “Kompetisi itu merupakan kompetisi antar provinsi dan buat NTT sendiri yang sudah 29 tahun tidak pernah juara akhirnya puji Tuhan menjadi juara umum dan mendapatkan banyak piala penghargaan,” ucapnya bangga.
Selama meniti karier di dunia entertain, Jemmy pernah mengikuti ajang pencarian bakat dengan membawa dunia tari seperti IMB (Indonesia Mencari Bakat) di Trans TV yang hanya sampai pada putaran semifinal. Ia pun tidak pernah menyerah sampai akhirnya ia mengikuti ajang pencarian bakat kedua yaitu IGT (Indonesia Got Talent) di Indosiar dengan menyandang nama Praginagong bersama dengan teman-temannya. Di IGT inilah karier Jemmy “Praginagong” semakin naik, timnya terpilih 5 besar dari 13.000 peserta dan masuk putaran final walaupun tetap melalui berbagai hambatan yaitu terbatasnya modal yang dimiliki dalam poling sms saat itu.
“Walaupun karya kami sempat tidak diakui dan ada tiga juri yang tidak menyukai kita, namun kami tidak menyerah begitu saja, kami selalu berusaha menampilkan yang terbaik dan mereka akhirnya jatuh cinta sama karya yang kita tampilkan seperti Ria Irawan dan Anjasmara sampai sekarang masih menjadi sahabat kita,” papar pria kelahiran Kupang, NTT ini.
Sampai sekarang Jemmy masih menjalankan S2 di ISI Yogyakarta sambil bekerja dan menciptakan koreografi baik seni tari pertunjukkan, teater dan lain-lain, karena ia bercita-cita ingin menjadi seorang Ahli Seni yang handal.
Kegiatan yang baru-baru ini yang ia jalankan yaitu Jemmy ikut memeriahkan acara Sea Games 2011 di Palembang dan pada bulan Desember tahun ini ia diundang untuk pentas di Kerajaan Inggris bersama dengan Orkestra dari Jakarta dan para artis ibukota. Jemmy dipilih sebagai koreografernya untuk menggarap 14 koreografi dari 14 lagu yang di nyanyikan oleh para artis ibukota dalam acara peluncuran sebuah buku yang mengandung nilai moralitas, sosial dan menonjolkan bahwa keberagaman itu indah.
“Kemarin juga ada Event kedatangan Miss Angola ke Yogyakarta dan Hotel Seraton bekerja sama dengan Praginagong dan akhirnya aku dipilih sebagai koreografernya dengan menampilkan tarian teater Ratu Pantai Selatan sampai akhirnya beliau (Miss Angola) standing uploash untuk penampilan kami, karena baru pertama kali ia menyaksikan pertunjukkan seperti itu,” kata Jemmy sambil tersenyum.
Perjalanan yang ia lalui memang sangat membuahkan hasil yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Baginya dunia entertainment merupakan dunia yang penuh dengan persaingan, banyak orang menghalalkan berbagai cara untuk menjadi yang terbaik, timnya yang sering diremehkan oleh banyak orang dan tantangan-tantangan yang lainnya.
“Dulu aku memangs sempat mengalami kesalahan-kesalahan kecil, tapi puji Tuhan bersama dengan Tuhan Yesus aku pasti akan terbang tinggi bagai Rajawali dan aku selalu percaya jalan-Nya yang terbaik, yang terpenting bagi aku secara pribadi, aku tetap melakukan yang terbaik, tidak pernah mengganggu profesi orang dan selalu bersungguh-sungguh,” kata pria kelahiran 19 Juni 1985 ini.
Ia mengaku dunia entertain adalah dunianya untuk berkarier dalam menjalani profesinya sebagai penari. Jemmy pun berharap untuk selalu menjadi terang dimana pun ia bisa mengembangkan bakat dan profesinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H