Mohon tunggu...
Rambu Indah Ana Amah
Rambu Indah Ana Amah Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswi

Belajar Biologi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Teknik Biomonitoring Sungai Payeti di Kabupaten Sumba Timur

27 Juni 2019   12:10 Diperbarui: 27 Maret 2020   17:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air merupakan salah satu kebutuhan vital dalam kehidupan manusia. Ada banyak sesungai badan air yang dapat kita liat dalam keseharian kita, salah satunya adalah sungai. Saat ini, sudah banyak sungai yang tercemar, bahkan berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2014, 75% sungai di Indonesia telah tercemar berat oleh limbah domestic rumah tangga. Maka dari itu diperlukan teknik monitoring sungai yang tepat unuk memantau status kualitas sungai. 

Salah satunya adalah Sungai Payeti yang terletak di pusat Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Di sepanjang bantaran Sungai Payeti terdapat pemukiman warga yang mana beberapa rumah dan usaha skala rumah tangga terlihat membuang saluran limbah domestiknya langsung ke Sungai, juga di sungai tercemar dengan sampah plastic masyarakat. Tentu saja hal ini tentu sangatlah tidak sehat untuk ekosistem, dimana mahkluk hidup seperti ikan yang terdapat di dalam Sungai Payeti yang masih sering ditangkap untuk dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. 

Selain mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah, dapat juga mengakibatkan lingkungan di daerah permukiman tersebut menjadi tercemar oleh sampah plastik. Pencemaran akibat limbah domestic di Sungai Payeti tidak hanya akan merugikan masyarakat sekitar dengan menimbulkan berbagai penyakit, tetapi juga dapat mengganggu kesimbangan ekosistem karena menyebabkan sungai sudah tidak mampu menjalankan fungsinya lagi secara maksimal. Maka dari itu perlu dilakukan monitoring kualitas perairan Sungai Payeti agar dapat mengetahui kualitas serta bagaimana penanganan yang tepat untuk pencemaran yang terjadi. 

Penentuan teknik monitoing yang tepat sangat penting untuk dapat memantau kualitas sungai. Salah satunya adalah teknik biomonitoring. Teknik Biomonitoring adalah metode pemantauan kualitas air dengan menggunakan indicator biologis (bioindikator). Dalam melakukan pemantauan kualitas air yang dapat lakukan adalah pengujian berdasarkan parameter menggunkan acuan Baku Mutu Air Kelas II (PP No. 82 Tahun 2001), yaitu BOD, COD, Nitrat, Fosfat, Suhu, pH, TDS dan TSS. Setelah diketahui status kualitas sungai, maka kita dapat mengkategorikan penyebab pencemaran sungai dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. 

Pencemaran Sungai Payeti yang berada di Kabupaten Sumba Timur NTT adalah akibat adanya pemukiman warga yang tidak terencana. Dengan adanya pemukiman warga yang tidak terencana sekitar Sungai Payeti dapat menyebabkan system pembuangan limbah rumah tangga seperti limbah toilet, dapur maupun sampah tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga limbah maupun sampah tersebut dibuang langusng kedalam badan perairan sungai. 

Cara untuk mengatasinya adalah dengan dilakukan monitoring kualitas sungai secara berkala, sosialiasi pentingnya menajaga lingkungan khususnya lingkungan perairan, dan melakukan PROSUSIH (Program Sungai Bersih). Sehingga dapat diketahui secara regular bagaimana kondisi kualitas dan kuantitas Sungai Payeti serta dapat digunakan sebagai sumber data untuk menentukan tindakan atau solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pencemaran. 

Pembuatan Program Sungai Bersih (ProSusih) serta sejenisnya, juga kalau perlu dilembagakan disertai dengan upaya penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran di bidang lingkungan hidup. Sehingga kualitas dan kuantitats air Sungai Payeti terjamin dan dapat digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari sesuai dengan standar kesehatan dan baku mutu kualitas air.

.

.

Artikel diatas murni merupakan OPINI PENULIS berdasarkan Studi Literatur

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun