Tradisi mudik Lebaran setiap setahun sulit untuk dihilangkan. Bersilaturahmi dengan keluarga besar di kampung halaman pun menjadi momen yang bakal dilewati selama di kota asal.
Dan sudah menjadi lazim, bahwa setiap hari raya seperti Idul Fitri seringkali ada acara tambahan berupa acara reuni atau temu kangen dengan teman-teman sekolah dahulu. Tak bisa dimungkiri, munculnya jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter ikut berperan menyatukan kembali jalinan pertemanan yang sudah lama putus.
Reuni diadakan untuk mengumpulkan lagi teman semasa sekolah, mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi. Reuni yang sering disebut dengan "temu kangen" selalu disambut dengan antusias karena banyak kisah-kisah manis semasa bersekolah yang sulit dilupakan.
Selain untuk silaturahmi dan memperluas jaringan, temu kangen pun menjadi medium untuk kembali mengenang masa-masa indah dulu ketika bersendau gurau, belajar dan bermain bersama. Sungguh mengasyikkan Tapi di balik temu kangen itu, ada kisah menarik yang patut kita simak. Yakni, sensasi yang dirasakan ketika berjumpa dengan orang yang pernah mempunyai tempat khusus di hati. Seperti beberapa pengakuan beberapa orang di bawah ini.
Doni (45) bertemu Lia, mantan pacarnya di bangku SMA saat reuni tahun lalu. Setelah itu, ketika dia hampir lupa dengan lia, teleponnya berdering. "Tidak mengira dia telepon, padahal setelah reuni kami tak berkomunikasi," cerita Doni, ayah dari tiga anak.
Dalam telepon itu, awalnya mereka hanya bercerita seputar kehidupan masing-masing. Soal anak dan pekerjaan. Namun, tiga bulan kemudian, mereka bertemu ketika keduanya berdinas di Jakarta. Lia lalu secara intensif menghubungi Doni dan berlanjut dengan pertemuan mereka tiap ada kesempatan. "Pembicaraannya umum saja atau cerita nostalgia semata," ujar Doni yang merasa tak perlu menceritakan hal itu kepada istrinya.
Sampai suatu ketika, Lia mengabarkan kematian suaminya. Doni pun menjadi empati dan tanpa disadari, dia jadi lebih memperhatikan dan kerap menghubungi pacar lamanya itu.
Tapi Doni mengaku tak ingin mengumbar rasa ibanya. Dia khawatir cinta lama akan bersemi kembali. Ia akhirnya memilih menjaga jarak dengan Lia, dengan alasan sibuk di kantor. "Ini hanya emosi sesaat, saya tak mau keterusan," kata Doni, yang kemudian menceritakan sosok Lia kepada sang istri untuk menghindari munculnya perasaan cemburu.
Itu berbeda dengan Sinta (30) di Semarang yang memang berusaha mencari tahu keberadaan Surya, mantan kekasihnya kala masih SMP. Lewat Facebook, ibu dua anak itu mendapat nomor telepon Surya yang kini bekerja sebagai kontraktor. Ia bertemu lelaki itu melalui reuni sekolahnya tahun lalu. "Tidak tahu kenapa, tetapi mendengar suaranya jadi deg-degan. Padahal hanya bicara hal-hal umum saja," ujarnya.
Hubungan Sinta dengan kekasih lamanya berlanjut. "Menyenangkan, kami banyak diskusi soal puisi, film, dan drama. Kebetulan hobi kami sama," kata Sinta yang mengaku klop dengan Surya.
Dia tak menceritakan hubungan itu kepada suaminya yang bekerja di luar kota. Alasannya, dia menganggap kekasih lamanya itu tak berbeda dengan teman-teman lain, meskipun ungkapan sayang dan mesra seringkali "mendarat" di Blackberry miliknya.
Sinta jadi bak remaja yang tengah jatuh cinta. "Ingin ketemu untuk sekadar ngobrol dan curhat. Maklum suami jauh, apalagi dia sangat perhatian dan mengerti saya," ucap perempuan itu sambil tersenyum simpul.