Kepada siapa aku meminta
Kepada siapa aku mengemis
Kepada siapa aku menangis
Tak ada satupun yang memberiku
Tak ada satupun yang membantuku
Tak ada satupun yang membasuh air mataku
Aku rindu bujukannya dulu, saat dia diusung menjadi calon Mertua Hhaahh
Aku rindu kata-kata yang apik, di poster pengenalan namanya
Aku rindu janji-janjinya, ketika dia menyampaikan aspirasi
Bujukan racun yang membuat aku bodoh, memilih dia sebagai pemimpin
Kata-kata indah hanya berlaku ketika dia diusung sebagai calon menantu Hahah
Janji-janjinya tak ada satupun, yang terealisasi
Aspirasinya dibuktikan dengan kinerja kerja yang GOBLOK
Terima kasih aku sudah jadi pemimpin, aku pun buta dan tuli.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H