Mohon tunggu...
Nonblok
Nonblok Mohon Tunggu... -

" harga barang tinggi, tidak ada pilihan lain selain menulis"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bila Jokowi Urung Pilpres, “Hompimpa” Akan Lebih Baik

24 September 2013   14:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat di era krisis kepercayaan partai seperti yang sekarang terjadi tentu berduyun-duyun mengalihkan kegandurngannya terhadap sosok figur yang mampu dan mau bekerja untuk rakyat. Bila kita bisa berandai-andai dan apabila konstitusi membolehkan calon presiden dari perorangan (non partisan), maka penulis yakin Jokowi akan antri untuk mendaftarkan diri sebagai calon Presiden 2014.  Akan tetapi hal itu sangat tidak mungkin, sesuai amanat UUD dan UU partai lah yang bisa mengusung pasangan calon Presiden.

Mengingat ‘tumpengan demokrasi’ untuk Pilpres akan digelar pada Juli 2014 dan belum adanya putusan resmi / deklarasi dari PDIP tentang siapa calon yang akan maju melalui gerbong keretanya Megawati itu menjadikan situasi harap-harap cemas di barisan pendukung Jokowi saat ini. Karena ini adalah kesempatan terbaik ketika calon Incumbent sudah tidak dapat mencalonkan lagi (lomba pencitraan sama-sama dari nol).

Penulis menilai, PDIP harusnya sudah bukan lagi milik Megawati dalam hal menjawab ‘kehausan’ masyarakat akan sosok pemimpin negeri . Bila kita bicara jujur, pada beberapa musim pemilu lalu partai tersebut sangat miskin sosok / figur untuk menang di Pilpres, sehingga tidak ada kemenangan berarti dan hanya mengantongi 20,79%.  Sebagai partai yang getol oposisi tersebut, maka tidak bisa tidak PDIP merelakan Jokowi untuk maju di Pilpres. Karena dialah satu-satunya kunci untuk perimbangan peretarungan ‘pesta demokrasi’.

Sebuah peristiwa yang tidak seru apabila nama Jokowi tidak dideklarasikan untuk calon Presiden oleh PDIP . Menurut penulis, bukan dari sisi HARUS MENANGNYA Jokowi dalam Pilpres nanti, melainkan agar tidak terjadi banca’an kekuasaan oleh koalisi yang mengekor pada nama besar suatu partai. Di sisi urgensi lain, rakyat tidak ingin anggaran yang Rp, 14,4 TRILYUN untuk Pemilu itu digelontorkan sia-sia kepada peserta koalisi.

Apabila Jokowi harus disimpan dalam ‘kotak emas’  Megawati dan PDIP harus membangun ulang pencitraan tokoh atau sosok baru untuk Pilpres 2014 adalah sangat mustahil dalam beberapa waktu dekat ini. Penulis yakin, Jika tidak diusungnya Jokowi untuk maju di Pilpres sama dengan tidak adanya pertarungan dan persaingan politik yang sepadan. ‘Miskin’ figur yang super alternatif karena PDIP memunculkan sosok baru (bukan Jokowi) akan menjadikan Si sosok hanya sebatas 'pupuk bawang' dalam Pilpres dan siap-siaplah mengulang lagi kejadian pemilu sebelumnya. Kekalahan Pilpres harus diderita oleh PDIP dan sebagian besar masyarakat perindu sosok. Alhasil, pencitraan dan elektabilitas yang terbentuk pada karakter Jokowi selama ini berangsur-angsur akan hangus ditelan berbagai kebijakan pusat yang menang di Pilpres 2014 nantinya.

Menurut penulis, Jokowi sebagai figur super alternatif PDIP itu harus maju untuk menggempur calon dari koalisi yang sudah ketebak gelagatnya di pilkada beberapa daerah di Indonesia. Dengan kata lain , bila Jokowi urung maju di Pilpres dan hanya menetap di DKI , maka lebih baik para calon Presiden 2014 nanti HOMPIMPA saja untuk menentukan siapa Presidennya dan dananya buat kesejahteraan / subsidi lainnya.

*tulisan ini dibuat tanpa maksud pro Jokowi, melainkan analisa sederhana untuk mendukung Perimbangan pertarungan Pilpres 2014  :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun