24 April 2015
Pagi ini aku saat aku membuka mata dari tidur, yang pertama aku cari adalah Handphoneku. segera kucek apakah ada sms dari klinik Dr. Cucu tempat Hasperku di rawat. saat aku lihat tidak ada berita apa-apa, hati ini sedikit tenang. Lalu mataku tertuju pada kasur tidur dan boneka milik Hasper yang tergeletak di sudut kamar. Ahk hasper, semoga kamu baik-baik saja nak.. dan air mataku menetes lagi
Namanya Hasper, anjing jenis mini Pom yang belum lama aku ambil dari pet shop. Setelah berbulan bulan aku memutuskan ingin memilik anak anjing, dengan pertimbangan panjang, akhirnya aku memiliki dia. Sebenarnya anjing mini pom bukan yang aku inginkan, anjing shih tzu yang aku incar. Tapi hari itu saat aku melihat hasper di petshop, pada pandangan pertama aku langsung tertarik. padahal ada banyak anak anjing yang bersamanya di kandang itu, tapi aku memilih dia. Dan saat aku gendong aku langsung menemukan rasa nyaman. Dan akhirnya resmilah hasper menjadi bagian baru dari hidupku.
Awalnya aku memberinya nama Bas, namun ternyata anjing ras nama depannya harus mengikuti huruf awal yang ada di sertifikatnya. Dan akhirnya aku memilih nama sederhana, hasper. Hasperku yang sangat mungil, yang tidak mau tidur dikandangnya dan lebih suka tidur di balik himpitan perut buncitku atau di bawah kakiku. Hasperku yang sangat lucu dengan bola mata hitamnya, yang begitu manja kalau sudah aku gendong, yang selera makannya hampir sama denganku..
Hasper, dia memang belum lama jadi teman baruku, namun dia sudah membuat aku merasa senang, tidak sendirian dan lebih bersemangat. Aku yang susah bangun pagi jadi mampu membuka mata pkl. 5 pagi agar sempat menemani hasper jalan pagi sebelum berangkat ke kantor. Hasperku yang meskipun badannya mungil, mampu berlari kencang mengejarku.
Masih tergambar jelas wajah cerianya berlari, melolong, menggigit jariku, atau wajah manjanya yang ingin kepalanya kuelus dan menyandarkan kepala mungilnya di bahu atau punggung tanganku. Dan dua hari ini wajah itu sudah tidak ada lagi, berganti dengan wajah sendu menahan rasa sakit. Sejak pertama dia muntah, Hasper tidak lagi pernah tersenyum, apalagi mengigit gigit tanganku. Dia hanya diam, dan memandang ku lesu lalu tertidur. Makanan ataupun susunya tidak lagi mau di sentuh, apalagi di makan. Dan aku tidak akan bisa lupa bagaimana paniknya aku saat menemukan dia terbaring tanpa bisa membuka matanya.
Dokter bilang Hasperku kritis, virus Parvo sudah menyerangnya dengan ganas. Meskipun dokter bilang kemungkinan hidupnya kurang dari 50% aku masih percaya Hasperku akan baik-baik saja. "Berjuang ya dek, kamu harus kuat. Semua pasti baik-baik saja", bisikku ditelinganya sebelum meninggalkannya di ruang rawat klinik Dr. cucu. Airmataku selalu mengalir mengingatnya terbaring lemah disana.
Kemarin sore, saat dokter memberi kabar bahwa Hasperku semakin memburuk keadaannya, aku buru-buru meninggalkan kantor. Diruang rawatnya hasperku yang mungil terbaring lemah, di dekatnya ada bekas muntah dan pup yang ada darahnya. Aku pun menangis melihat dia begitu menderita. Tapi saat kuelus punggungnya, dia membuka matanya lebar. sampai jam besuk habis pkl. 20.00 aku tidak sedikit pun beranjak dari sampingnya. Tak henti tanganku mengelus punggungnya, pelan terus kupanggil namanya. aku berharap ini bisa menimbulkan semangatnya untuk bertahan hidup. Saat aku harus meninggalkannya lagi aku masih sempat berbisik " nak, kamu harus kuat ya, moms masih butuh Hasper. besok moms datang lagi, kamu harus baik-baik saja". berat rasanya meninggalkan dia, tapi mau bagaimana, dia lemah sekali, berkali kali muntaber. sebelum meninggalkanya aku sempat berapa kali mengecup keningnya lembut, sangat berharap bisa memberinya semangat dan kekuatan.
Lamunan ku buyar saat handphoneku berbunyi, jantungku pun berdetak kencang melihat nomer yang tertera, pasti ini tentang Hasper. Benar saja, dokter jaga memberi kabar kalau hasperku kolapse. Hanya doa dan keajaiban yang buisa menyembuhkannya. Segera aku berdoa, meminta Tuhan memberi kesembuhan untuk hasper. Aku percaya, hewan sekalipun adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan, yang nyawanya berharga..Belum selesai aku berdoa, handphoneku berbunyi. Segera saja aku sadar, Hasper sudah pergi. Dan benar saja, dokter dengan hati-hati menyampaikan Hasper sudah pergi dengan tenang.
Aku tidak bisa menahan air mataku.. Hasper memang hanya hewan peliharaan, dan kami baru sebentar bersama. Tapi sejak pertama aku menggendongnya, aku sudah menganggapnya bagian dari hidupku, anggota keluargaku. yang akan aku kasihi seperti saudaraku sendiri. Hasperku tersayang sekarang sudah tenang, 3 hari dia berjuang melawan virus Varpo yang dengan jahat menyakitinya. Virus itu memang benar-benar jahat dan ganas, dalam sekejap dia sudah mengambil hasperku yang lucu, ceria dan sangat menggemaskan.
Mereka yang mungkin bukan pecinta binatang tidak akan pernah mengerti arti airmata ini. Mereka tak akan pernah paham mengapa ada kesedihan sebegitu mendalam hanya karena kepergian seekor hewan. Bahkan mungkin ada yang sinis berkata hasper masih baru denganku, bahkan mungkin dia belum mengenalku. Tapi aku percaya, hasper bisa merasakan kasih sayang ku dari tatapan mata, dari belaianku, dari pelukanku bahkan dari suaraku saat memanggil namanya. Anjing adalah hewan yang paling peka, kecupan dan pelukan mampu membuatnya jadi mahluk yang paling setia pada kita.. Dan aku percaya, hasper dan aku saling mengasihi dalam rentan waktu yang sangat singkat ini. Aku sempat menggambar banyak rencana menyenangkan dengan hasper, namun itu sekarang hanya menjadi angan-angan kosong saja.