Matahari masih mengerling mesra
Kala senja datang menata remang
Datang pula rindu, sejernih air mata
Berkisar pada relung jejakMu
Meminjamkan tujuh semburat warna untuk senyum langit terindah
Terburai jejak doa menghiasi ruas usia
; wangi hujanmu memanggil pulang ribuan tanda—ribuan puisi dari bait-baitnya yang sembunyi pada anak puisi sebagai karya
Teliti kuamati pernik waktu yang berjalan di piguraMu
Bersama bianglala diranarasa
Berdiri aku mematung
Nyalakan lentera ala kadarnya
Kolosal cinta masih gigih; setia
Lalu sejenak sepasang angka mengutus rampai rangka doa yang wingit
Untuk s(u)atu potret—pemilik sahaja berjiwa nyala
Untuk s(u)atu karya—dendangkan rima-irama
Watansoppeng, 18 April 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H