Mohon tunggu...
Laurent Finesa
Laurent Finesa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kekejaman Outsourching

2 Mei 2015   15:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita teriakkan Tutup Perusahaan Outsourching atau Hilangkan Sistem Outsourching oleh Buruh - buruh kita yang agaknya sudah jengah dengan sistem tersebut. Saya kemudian akan menyampaikan rasa setuju saya disini.

saya dahulu adalah Staff Perusahaan Outsourching yang sekarang untuk menjual diganti menjadi Building care tapi sistemnya tetap saja Outsourching. Menjual Jasa dengan sistem B to B, yang harganya per orang yang dipekerjakan mencapai RP. 2.000.000, ( domisili DIY ), untuk UPah Pegawai Hanya sekitar Rp. 1,2 juta xxx, biaya operasional Rp. 400 ( sudah termasuk asuransi ), sehingga sisanya mencapai Rp. 400 xxx ( 20 %), digunakan untuk Management Fee dan BIaya Operasional Perusahaan, per orang.

saya sudah lama bekerja di sana bahkan hampir 5 tahun, saat itu loyalitas kepada perusahaan ini sangat tinggi, jiwa raga hanya untuk perusahaan ini, Pulang Malam tanpa LEmbur, Saat tidak ada pegawai, saya yang handle pekerjaan tersebut tanpa dibayar sepeser pun, saat uang perusahaan hilang di perjalanan karena mengerjakan tugas pekerjaan yang bukan pekerjaan saya, hilang, saya ganti, kemana - mana hanya naik motor sendiri tanpa biaya service, dll. Semua itu saya lakukan agar perusahaan ini Maju dan masa depan saya lebih baik.

Tapi setelah perusahaan ini maju, Masa Depan saya tak kunjung lebih baik, Gaji saya masih stuck di satu koma, sedangkan staff baru ( yang belum menghasilkan apa - apa ) sudah digaji 2 juta ke atas. Adilkah ini ???

lalu dengan pertimbangan yang matang, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengundurkan diri, namun pengunduran diri saya tidak diterima, bahkan di hold sampai tahun depan dengan alasan a b c d e sampai z. Mungkin mereka berfikir ( Kapan lagi ada staff Pintar yang mau bekerja apa saja, mempunyai loyalitas tinggi, dan mau digaji dengan Rendah ) Kapan Lagi ??????

saat pengunduran diri saya tidak di terima.. saya memutuskan untuk mengakhiri pekerjaan saya di perusahaan ini, saya langsung menghand Overkan semua pekerjaan saya kepada Manajer saya... lengkap dengan Administrasi yang dibutuhkan, saya tidak mempunyai HUtang Piutang, saya tidak membawa Sepeser pun uang dari Perusahaan saya. lalu saya pergi dengan harapan, semoga Gaji Terakhir saya yang sudah dipotong dengan Uang Pinalti sebesar satu Juta Rupiah akan dibayarkan pada tanggal 1. tapi, nasib berkata lain, Gaji saya yang terakhir sebesar Rp., 750.000 itu tidak akan pernah dibayarkan dengan alasan Mundur tidak sesuai aturan. Pikiran saya langsung menyimpulkan bahwa ,,, Heyy itu sudah ada PP nya untuk Resign Mendadak, hanya dikenakan PINALTI Sebesar RP. 1 JUta Rupiah. ini saya yang BOdoh atau memang perusahaan nya yang memang Tidak Jelas ??? Saat saya tanyakan ke Direktur mengenai PP, saya malah dianggap MErugikan Perusahaan karena Resign mendadak, dan akan dilawan nya seperti dia melawan Operator.

Saya sudah 5 Tahun bekerja, saya tidak membawa Uang sepeserpun, Saya Menghandle Pekerjaan orang lain, dan tidak dibayar sepeserpun, saya pulang malam dan tidak dihitung lembur, Tidak Ingatkah dia ?? atas semua yang saya lakukan selama ini  untuk membesarkan perusahaannya ??

Setelah saya share ke teman - teman  yang sudah mengundurkan diri lebih dulu daripada saya, memang semua merasakan apa yang saya rasakan ,, dan mereka berusaha untuk ikhlas dengan apa yang mereka Alami.. lalu mendo'akan saya agar mendapatkan yang lebih baik, Lalu saya juga berdo'a semoga gaji terakhir saya sebesar Rp. 750.000 bisa menambah Profit Perusahaan yang omsetnya 2 Milyar per bulan. Semoga Pimpinan juga segera disadarkan bahwa Yang seharusnya dia lawan bukan saya.. Tapi ORang yang menjadi duri dalam Daging yang masih nyaman tinggal di sana, yang mengemis - ngemis pada perusahaan kompetitor untuk diberi pekerjaan, yang menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi, yang Raganya berada di perusahaan tapi saat bekerja tidak untuk perusahaan itu. Terakhir semoga dia dapat membedakan dengan sendirinya mana yang Tulus dan Mana Yang Busuk.

Terimakasih untuk Hadiah di Hari Buruh Internasional ini. Saya persembahkan Gaji Terakhir saya sebagai LOyalitas Terakhir saya di Perusahaan Anda .. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun