Mohon tunggu...
Nona .G
Nona .G Mohon Tunggu... -

sang moralis.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Kabin: Enak Nggak Ya?

12 April 2015   16:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap gue ketemu teman lama atau pun orang yang baru gue kenal, ada satu pertanyaan yang selalu muncul setiap kali gue jawab profesi gue adalah pramugari. “Gimana, G enak nggak jadi pramugari? Enak dong jalan-jalan terus?” Pasti format pertanyaan serupa sudah ada di benak loe semenjak loe tahu gue pramugari kan? Ngaku! Tapi pertanyaan itu nggak cuma dipertanyakan orang-orang umum kok. Karena itu pun termasuk pertanyaan favorit yang dilontarkan pramugari senior kepada pramugari-pramugari junior. Tak terkecuali para pilot yang gemar menyudutkan gue dengan pertanyaan serupa. Kadang gue merasa pertanyaan ini adalah jebakan batman! Kalau gue lagi males, gue cuma tersenyum simpul sembari nyeplos, “lumayan” atau “oke loh” *singlish*. Kalau gue lagi bawel gue jawab, “yah gitulah. He he he.” Kemudian mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Bukannya gue males jawab loh, tapi gue sendiri pun bingung kalau ditanya begitu. Sesungguhnya semua itu tergantung pada ekspektasi si pendengar. Ada pendengar yang cuma ingin basa-basi karena kekurangan topik pembicaraan, ada pendengar yang ingin menyanggah keyakinan bahwa pramugari adalah profesi idaman, ada pula pendengar yang ini menguji kesetiaan gue pada perusahaan tempat gue bekerja. Jadi penjelasan gue pun berubah-ubah tergantung ekspektasi lawan bicara gue. Atau dugaan gue akan ekspektasi tersebut. Dari semua tanggapan yang gue berikan, jawaban gue yang paling diplomatis ya, “semua pekerjaan pasti ada enak ada enggaknya.” Enak: gue bisa tampil cantik setiap gue berangkat kerja. Apalagi kalau gue naik bus. Semua mata tertuju pada bibir merah dan rambut gue yang ciamik. Nggak enak: gue harus (bold italic underline untuk mempertegas keseriusan gue) tampil cantik setiap gue berangkat kerja. Untuk itu, gue harus bangun lima jam sebelum gue terbang guna dedempulan bak kontestan Puteri Indonesia. Ditambah dua jam lagi untuk hapus apa yang gue taruh di muka dan apa yang gue semprot di rambut selepas gue mendarat. Enak: jam kerja gue fleksibel. Nggak terpatok 7-to-5 kayak kerja kantoran. Gue bisa kerja tiga hari kemudian bertemu libur ditengah minggu. Dan gue nggak perlu menaruh dendam kutuk kepada hari Senin. Nggak enak: jam kerja gue terlalu fleksibel. Gue nggak bisa gaul sama orang-orang yang kerja kantoran karena ketika gue kerja mereka tidur, ketika gue harus tidur mereka bubaran kantor. Ditambah gue nggak mengenal hari libur. Pergantian tahun baru 2014-2015 gue duduk di crew seat dengan sabuk pengaman terpasang kencang karena pesawat sedang dalam proses mendarat. Nah, kalau gaul sama orang kantoran aja susah, kebayang nggak susahnya gue gaul sama teman sesama profesi yang notabene jadwalnya diatur acak oleh perusahaan? Enak: travelling, yuhuu! Tiada alasan lebih mainstream bagi para awak kabin ketika mereka ditanya “kenapa sih mau jadi pramugari?” Nggak enak: jetlag, buhuu! Pada akhirnya waktu gue di negara-negara idaman itu gue habiskan diatas ranjang dikarenakan perbedaan waktu yang keji. Ditambah status tabungan gue yang terancam punah semasa gue harus membayar ikan bakar pakai kentang goreng seharga setengah juta rupiah satu porsi satu kali makan. *Sebenernya masih banyak pro dan kontra gue sebagai pramugari. Namun untuk keberlangsungan blog yang seumur jagung ini, ada baiknya gue lanjutkan di post gue yang lain.* Jadi enak nggak sih jadi pramugari? Yah, gue sih enjoy masuk kerja cantik, punya banyak waktu luang, dan jalan-jalan kesana-kemari. Dan gue sedang mencoba enjoy menjalani hari-hari kurang tidur dan minim sosialisasi. Yah selama gue masih mencari makan dengan profesi gue sekarang, gue ga boleh mengeluh toh? http://ceritakabin.com/2015/04/12/enak-nggak-ya/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun